Sedikit demi sedikit kesetaraan hak perempuan di Arab Saudi semakin terwujud. Setelah pada bulan Juni tahun 2017, Pemerintah Arab Saudi mengizinkan kaum perempuan untuk pertama kalinya mengemudikan mobil sendiri tanpa didampingi muhrimnya.
Para wanita juga sudah diperbolehkan, loh, untuk berpartisipasi dalam sebuah pertandingan. Terbukti pemerintah Arab Saudi telah mengirimkan beberapa atlet perempuan untuk mewakili Arab Saudi di dua edisi Olimpiade musim panas terakhir. Dan paling baru, kaum hawa bahkan sudah diperbolehkan menonton pertandingan sepakbola langsung di stadion.
Meski bukan berarti perempuan bisa sesukanya menonton layaknya di stadion-stadion di negara-negara benua biru yang memang sumber permainan sepakbola. Keleluasaan menonton yang diberikan Pemerintah Arab Saudi ini tetap ada batasnya. Penonton perempuan tetap dipisahkan dari suporter pria. Kecuali bagi perempuan yang menonton bersama suami dan anak-anak mereka.
[irp posts="6009" name="Kenapa Arab Saudi Tidak Hadir di Pertemuan OKI?"]
Pengumuman ini sudah disampaikan pemerintah pada Oktober 2017 lalu. Ada tiga pertandingan 'percobaan' yang bisa disaksikan oleh kaum perempuan secara langsung di stadion sebelum benar-benar diperbolehkan di seluruh kerajaan mulai musim depan, setelah semua stadion di Saudi sudah membangun fasilitas khusus untuk perempuan.
Pertandingan pertama yang dihadiri para kaum hawa adalah laga Al-Ahli melawan Al-Batin pada hari Jumat 12 Januari 2018 di Riyadh. Dilanjutkan dengan pertandingan di hari berikutnya, Sabtu, 13 Januari di kota Jeddah yang terletak di pesisir di Laut Merah. Dan ketiga pada 18 Januari 2018 di kota Dammam yang terletak di wilayah timur.
Tentu kesempatan ini gak mungkin disia-siakan. Perempuan Saudi ramai-ramai datang dan memberikan dukungan dengan melambaikan bendera ketika menyaksikan pertandingan Al-Ahli versus Al-Batin di Stadion King Abdullah Sports City.
Meski sebagaian dari mereka yang berkerudung tidak menggunakan niqab alias penutup muka alias cadar. Para penonton perempuan masuk ke stadion untuk menyaksikan laga di kompetisi Liga Pro Saudi itu melalui pintu yang memang dikhususkan untuk perempuan dan keluarga.
Tentu pemerintah sudah mengatur dan merencanakan sedemikian rupa kebijakan baru ini. Tetap, laki-laki dan perempuan tidak disatukan dalam tribun yang sama. Para pengelola stadion telah mempersiapkan “bagian keluarga” di tribun wanita, dipisahkan oleh penghalang dari kerumunan laki-laki.
Kecuali bagi wanita yang menonton bersama suami dan anak-anak mereka. Saat pertama kali tiba di stadion, kaum perempuan juga harus menuju ke area parkir khusus wanita. Selanjutnya mereka juga memasuki stadion melalui pintu khusus yang bertuliskan “Selamat Datang Keluarga Saudi” dalam bahasa Arab.
Stadion-stadion juga dilengkapi dengan area salat untuk wanita, toilet dan area merokok, serta pintu masuk dan tempat parkir yang terpisah untuk penonton wanita. Bahkan, sudah ada petugas perempuan yang mengenakan rompi orange menyala untuk mengatur dan menjaga tribun perempuan tersebut.
“Ini membuktikan bahwa negara kami sedang menuju masa depan yang sejahtera. Saya sangat bangga menjadi saksi perubahan besar ini,” kata Lamya Khaled Nasser, seorang penggemar sepak bola berusia 32 tahun asal Jeddah, kepada AFP seperti dikutip dari football-tribe.com.
[irp posts="8056" name="Saya, Antara Islam, Indonesia, dan Arab"]
Gelombang kesetaraan gender di negeri minyak ini sebagai bukti nyata kesiapan Arab Saudi yang ingin menjadi tuan rumah putaran final Piala Asia 2019 nanti. Jika Federasi Sepak Bola Asia (AFC) menunjuk Arab Saudi menjadi tuan rumah, maka jelas Arab Saudi harus menyediakan ruang untuk suporter perempuan, sesuai dengan peraturan AFC. Sebab di negara lain laki-laki dan perempuan punya hak yang sama, termasuk urusan menonton sepakbola.
Bahkan sekarang di sana sudah beredar abaya dalam berbagai warna yang merepresentasikan klub favorit. Jadi ketika nonton di stadion para perempuan itu bisa mengenakan Abaya, merupakan pakaian longgar dan panjang yang dikenakan tiap perempuan Arab Saudi di tempat umum, untuk mendukung timnya. Layaknya jersey, tapi dalam versi syar'i.
***
Editor: Pepih Nugraha
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews