Nasib Sudrajat - Syaikhu Jika Nanti Ditinggal PAN

Senin, 8 Januari 2018 | 16:17 WIB
0
420
Nasib Sudrajat - Syaikhu Jika Nanti Ditinggal PAN

To the point ya, banyak yang kirim pesan WhatsApp ke saya dan bertanya, gimana kalau PAN keluar dari barisan Sudrajat-Syaikhu?

Begini, masalah politik dan semua kebijakan PAN tentu adalah haknya PAN, gak ada masalah sama sekali, jangan sekali-kali baperan dalam politik.

Walaupun jika PAN keluar dan membelot ke Demiz itu adalah kerugian PAN sendiri, ya mungkin mereka gak bisa membaca keadaan lebih jeli, tapi sekali lagi itu hak mereka.

Kita melihatnya normal saja gak ada yang aneh, Demiz itu demokrat, dan PAN itu adalah partai "besanan" SBY selama 10 tahun berkuasa, jadi tidak aneh.

Sebagai pengamat politik saya melihat manuver PAN ini lebih karena gangguan, PAN digoda oleh Demokrat yang mungkin masih "marah" sama PKS akibat PKS tarik dukungan dari Demiz.

Pak Zulkifli Ketum PAN bukan sosok yang kuat betul menghadapi desakan desakan arus bawah, beliau gak sekuat Prabowo mengendalikan Gerindra atau SBY mengendalikan Demokrat.

[irp posts="7606" name="PAN-PKS-Gerindra Gagal Koalisi di Jatim, Solidaritas Umat Tarik Dukungan!"]

Kemungkinan PAN akan keluar dari barisan Sudrajat-Syaikhu juga sudah pernah saya singgung minggu lalu dalam sebuah tulisan, sebelum gaduh begini beritanya.

Posisi Pak Zulkifli Hasan tidak sekuat pak Amien Rais dulu, bahkan posisi ketua MPR RI nya Pak Zul juga bukan murni karena beliau benar-benar fit and proper untuk posisi itu.

Ini hanya masalah tukar guling kekuasaan dan power sharing KIH untuk melemahkan koalisi KMP waktu itu.

Apalagi setelah Amandemen Konstutusi RI yang ke 4, wewenang ketua MPR itu sudah banyak dipangkas, sudah gak punya power sama sekali, bisa dibilang jabatan seremonial, begitu juga saat pak Hidayat Nur Wahid ketua MPR dulu posisinya sama.

Jadi saya kira sikap PAN ini harus diskikapi dengan proporsional saja, jikapun nanti benar benar PAN mengumumkan akan keluar dari barisan Sudrajat-Syaikhu.

Pengaruhnya pasti ada terhadap soliditas Sudrajat-Syaikhu, tapi gak akan besar, karena kota Bogor yang merupakan basis andalan PAN misalnya, di situ juga kekuatan PKS Gerindra seimbang, sama besarnya.

Lagian tanpa PAN, sesuai dengan UU Pilkada pasal 41 ayat 1 UU nomor 10 tahun 2016, kursi Gerindra dan PKS sudah cukup buat Sudrajat-Syaikhu dan gak akan ngaruh ke masalah pendaftaran calon Gubernur nanti tanggal 8-10 januari 2018

[irp posts="6629" name="Gerindra-PAN-PKS Hanya Berkoalisi di 5 Provinsi, Sulsel Tidak Termasuk"]

Pasangan Sudrajat-Syaikhu ini kuat, makanya akan terus diganggu, bahkan sampai batas H min 1 sebelum hari pencoblosan nanti, ini salah satu contoh gangguan itu, makanya terus waspada dan bersatu!

Pasangan ini bisa dikatakan mendekati ideal, militer-sipil, nasionalis-religius, Sunda-Sunda, kuat dan bijak, hanif, cerdas dan nyantri, yang jelas bukan yang hobi ritual klenik.

Pasangan ini memiliki banyak kelebihan daripada pasangan lain, bersih, anti korupsi, bukan berasal dari partai pendukung Ahok di DKI, santun dalam berdemokrasi, dan pastinya didukung juga oleh mayoritas ulama di Jabar.

Jadi jika rakyat jabar cerdas, jeli dan detail, mereka akan memilih dan berjuang memenangkan pasangan ini, itu saran dan masukan saya buat rakyat Jabar.

***