Benarkah Rezim Iran Tinggal Menghitung Hari?

Jumat, 5 Januari 2018 | 09:59 WIB
0
420
Benarkah Rezim Iran Tinggal Menghitung Hari?

Nasib rezim Iran ini akan ditentukan dalam waktu satu minggu ke depan.

Jika awal minggu ketiga bulan Januari ini maksimal demonstrasi masih meluas dan berdarah, maka besar kemungkinan akan tumbang.

Perbedaan sikap antara pemimpin agung Ali Khamenei dan Presiden Iran Hassan Rouhani dalam menyikapi aksi protes ini adalah pertaruhannya.

Ali Khamenei yang berhaluan ekstrem konservatif memilih jalur keras terhadap demonstran.

Sedangkan Presiden Iran Hassan Rouhani memilih jalur soft approach dan lebih menghargai hak legitimasi demonstran.

[irp posts="6989" name="Apakah Sudah Saatnya Amerika Serikat dan Israel Serang Iran?"]

Jika ditarik ke belakang sedikit, Ali Khamenei yang juga pernah menjadi Presiden Iran dua periode adalah penguasa tunggal saat ini di Iran jika merujuk kepada konstitusi Iran.

Sedangkan Presiden Iran saat ini Hassan Rouhani adalah mantan asisten utama Imam Khomeini saat Khomeini menyusun rencana penggulingan Shah Iran Reza Bahlawi (Pahlevi) dari Perancis tahun 1979, dibantu dua asisten utama yang lain Abul Hasan Banisadr dan Dr Yazdi.

Demonstrasi besar ini akan dimanfaatkan dengan baik oleh oposisi Iran yang selama ini tidak bisa bersuara banyak.

Di Iran, benturan politik dua kubu utama sangat keras, antara blok Konservatifnya Khemenei, Ahmadinejad cs Versus blok Reformisnya Rafsanjani, Khatami cs.

Bentrokan terakhir dua kubu ini terjadi pada pilpres Iran saat Ahmadinejad blok konservatif melawan Mir Hossein Mousavi dari blok reformis tahun 2009 lalu, Ahmadinejad menang blok reformis gak terima.

Walaupun ada dua blok kuat di Iran, namun sistem wilayatul faqih yang dipegang langsung oleh pemimpin agung Khamenei lah yang punya sikap final atas semua keputusan politik di Iran.

Pemimpin agung di Iran mengendalikan semua sisi kehidupan politik, ekonomi, militer sampai intelijen negara.

Bahkan lebih jauh, pemimpin agung juga menguasai parlemen dan juga lembaga presiden itu sendiri.

Dalam hal militer juga intelijen, pemimpin agung bahkan punya kuasa lebih terhadap korp garda revolusi Iran.

Pemimpin agung juga punya kuasa yang super power atas badan semi militer-intelijen khusus diluar angkatan bersenjata iran bernama Pasdaran.

Bisa dikatakan, tidak ada kekuatan politik di Iran yang bisa melawan pemimpin agung dan wilayatul faqihnya, kecuali atas kehendak rakyat sendiri.

[irp posts="7055" name="Apakah Republik Iran Syiah Akan Jatuh?"]

Persatuan Iran sangat kuat dari dalam meskipun ada kubu kubu an politik, rakyat Iran anti intervensi, jadi kalau ada intervensi luar, mereka segera bersatu seperti isu nuklir dll.

Persaingan ketat hanya terjadi di dalam negeri, sedangkan untuk menghadapi musuh luar negeri mereka satu suara, baik itu lawan Arab Saudi maupun lawan tekanan Amerika.

Meskipun jika nanti rezim ini runtuh, yang akan berganti hanyalah oknum dan manhaj yang lebih demokratis, sedangkan rakyat Iran akan tetap bersatu untuk memotong tangan pihak luar, siapapun dia.

Dan Jika rezim ini benar benar runtuh, maka kekuatan Islam pro Arab Spring aliansi Turki-Qatar akan menguat dan akan sangat diuntungkan oleh situasi ini.

Sedangkan disi lain, poros Saudi-Mesir-Emirat-Israel akan melemah, bahkan lebih jauh, jika Iran tumbang maka selanjutnya Arab Saudi akan segera menyusul roboh di antrian kedua.

***