“Preaching tolerance makes you look cooler, than saying something like, ’please lower my taxes.’”
Mengkhutbahkan toleransi membuat Anda lebih keren—daripada ngomong: “Tolong turunkan pajak saya.”
Kembali tentang gen gay, yang katanya gay merupakan bawaan gen sejak lahir, ternyata omong kosong ilmiah yang sudah diralat oleh para penelitinya.
Awalnya penelitian dengan melibatkan 40 pasang kakak beradik homoseksual, ilmuwan yang bernama Hamer menunjukkan dalam riset bahwa satu atau beberapa gen yang diturunkan oleh ibu dan terletak di kromosom Xq28 sangat berpengaruh terhadap pembentukan sifat homoseksual. Dengan demikian, menurut Hamer, homoseksual terlahir secara alamiah, dari sononya udah begitu, dan karenanya mustahil ter/disembuhkan.
Namun 6 (enam) tahun kemudian, dengan tetap mengadaptasi metode Bailey dan Pillard, Hamer melakukan riset kedua, namun kali ini melibatkan responden yang lebih banyak. Hasilnya justru berkebalikan dari riset pertamanya. Riset terakhirnya ternyata menunjukkan, bahwa gen ternyata bukanlah faktor utama yang melahirkan homoseksual.
Hamer sadar riset pertamanya telah keliru. Dan ia pun berjiwa besar, meminta maaf di berbagai forum kesehatan internasional.
Riset mengenai gen gay terus berlanjut. Masih di tahun 1999, George Rice, salah seorang profesor dari Universitas Western Ontario, Kanada, mengadaptasi riset Hamer dengan melibatkan 52 pasang kakak beradik homoseksual sebagai responden.
Riset tersebut hasilnya juga memperlihatkan tidak ada kesamaan penanda di kromosom Xq28. Dengan demikian, pengaruh bawaan yang menimbulkan sifat homoseksual dapat ditiadakan.
Salah satu literatur yang dapat di baca terkait gay gene adalah Exploding The Gene Myth: How Genetic Information Is Produced and Manipulated by Scientists, Physcians, Employers, Insurance Companies, Educators, and Law Enforcers karya Ruth Hubbard, salah seorang profesor biologi dari Universitas Harvard.
Singkat kata, saya percaya gay adalah produk yang nurture, bukan nature.
Jadi kembali ke paragraf awal diatas, bagi para sok humanis,
"Mengkhutbahkan toleransi membuat Anda lebih keren"—daripada ngomong: “Tolong turunkan nilai pajak saya.”
Nah bagi yang senang debat yang gak punya dasar ilmiah dan ke-ilmuan yang cukup. Mulailah dengan perintah ayat pertama dalam Al Quran, yaitu Iqra'-----Baca dan baca lah.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews