Tuhan tidak memberitahukan kapan manusia meninggal dunia. Semua sudah tercatat dalam takdir manusia sendiri. Tugas manusia adalah menjalani kehidupan sebaik-baiknya. Manusia bisa dijemput kapanpun dan dengan cara bagaimana pun.
Hal ini terjadi pasa suatu musibah sekitar Tol Cipali pada Jum’at, 8 Desember 2017. Hujan membasahi jalanan. Seakan langit menangis mengetahui takdir langit. Bahwa manusia-manusia terbaik sudah mendapatkan ketetapan untuk bertemu dengan Sang Pencipta.
Mereka adalah istri Bupati Pidie Roni Ahmad (Abusyik), Syarifah. Selain Ibu Bupati, ada dua ajudan bersamanya, yakni Afdhal Daud dan Cut Rita Zahara.
Sebagaimana diberitakan Kompas.com, kecelakaan terjadi di Km 130 jalur A, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu. Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus menjelaskan, Sebuah mobil Toyota Innova B 1170 GKJ yang ditumpangi Syarifah menabrak truk Siba Surya H 1805 EP yang sedang berhenti di pinggir tol karena mogok.
"Diduga kondisi jalan licin, cuaca hujan, lalu kendaraan tidak terkendali dan menabrak kendaraan truk Siba Surya yang sedang berhenti di bahu jalan (mogok)," kata Yusri.
Duka bagi Kohati
Cut Rita Zahara, biasa dipanggil Cut, pergi menemui Tuhannya setelah semua pengabdian. Dia pergi dengan tenang dengan segenap catatan baik. Suatu malam, Jum’at, 8 Desember 2017, Cut dijemput oleh malaikat maut, seakan Tuhan sudah tak sabar menemui gadis periang yang baik hati.
Cut adalah kader Himpunan Mahasiswa Islam. Dia salah Wakil Bendahara Umum Korps HMI-Wati (Kohati) Pengurus Besar HMI periode 2016-2018. Semua kader merasa kehilangan yang mendalam. Tidak satupun yang percaya, Cut pergi di usia muda. Status Facebook, Whatsapp, Line dan media sosial HMI penuh dengan ucapan duka.
Perempuan ceria asal Aceh ini padahal baru saja menyelesaikan pendidikan tingkat akhir di himpunan. Dia lulus dari advance training atau Latihan Kader III beberapa waktu lalu. Cut bahkan dipercaya sebagai salah satu panitia pengarah persiapan Kongres HMI dan Musyawarah Nasional Kohati.
Ceria, bahagia dan penuh canda tawa. Begitulah karakter Cut. Perempuan pembelajar yang siap mengabdi untuk mendidik para calon aktivis. Sepenuh waktunya siap sedia dalam kondisi apapun untuk perkaderan. Tanpa rasa mengeluh, wajah cerianya menyinari semua aktivitas Kohati.
Ferry Mursidan Baldan, mantan menteri dan politisi Nasdem turut berduka di akun twitternya, “Innalillahi wa inna ilaihi rojiun: selamat jalan adinda Cut Rita Zahara menghadap Sang Khaliq. Ya Allah ampuni salah dan dosanya, lapangkan kuburnya,” kalimat ini bersama dengan foto terakhirnya bersama almarhumah saat LK3 Badko HMI Jateng-DIY di Semarang, 29 November 2017.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews