Direktur Eksekutif Indo Barometer Muhammad Qodari memaparkan laporan survei nasional terkait politik terkini. Salah satu yang dikembangkan adalah potensi nama-nama bakal calon wakil presiden.
Qodari mengatakan bahwa elektabilitas calon wakil presiden secara berturut antara lain Anies Bawesdan, Agus Harimurti Yudhoyono, Gatot Nurmantyo, Ridwan Kamil, Sohibul Iman, Moeldoko, Puan Maharani, Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar.
Dari data Indobarometer, elektabilitas Anies Bawesdan tertinggi. “Berdasarkan pertanyaan terbuka, elektabilitas Anies 10,5 persen. Sementara berdasarkan pertanyaan tertutup dengan dibatasi 12 nama cawapres, elektabilitas Anies meningkat menjadi 11,8 persen,” Kata Muhammad Qodari.
[irp posts="4072" name="Ini Kebijakan Anies-Sandiaga Selama Jadi Gubernur"]
Seterusnya ada Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) 10,3 persen, Gatot Nurmantyo (Panglima TNI) 9,3 persen, Ridwan Kamil (Wali Kota Bandung) 7,3 persen, Sohibul Iman (Ketum PKS) 5,4 persen, Moeldoko (mantan Panglima TNI) 3 persen, dan Puan Maharani 2,8 persen.
“Jika menjadi cawapres Ketua Umum Partai Gerindra, elektabilitas Anies meningkat hampir dua kali lipat menjadi 22,5 persen,” kata Direktur Ekesekutif Indobarometer ini kepada awak media.
Sementara itu, hasil survei tidak mendukung Ketua Umum PKS Sohibul Iman elektabilitasnya hanya 4,2 persen. Adapun Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Muhaimin Iskandar masing-masing hanya 0,1 persen elektabilitasnya jika menjadi cawapres Prabowo.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon mengatakan hasil survei Indobarimeter akan menjadi masukan bagi partai Gerindra. Seperti yang kita ketahui, bahwa Partai Gerindra sudah punya capres tetap yaitu Parbowo Subianto. Sekarang, Partai Gerindra akan menyusun ulang koalisi dan mencari pendamping terbaik bagi Prabowo.
"Ya, itu tentu bisa jadi bahan pertimbangan. Saya tidak mau mendahului ya. Tapi kalau bicara cawapres, itu saya kira Gerindra nanti perlu. Misalnya dengan calon-calon mitra koalisi untuk membicarakan dan duduk bersama," kata Fadli Zon di Senayan, Jakarta, Minggu 3 Desember 2017.
[irp posts="3963" name="Ahokers Dipaksa Move On", Anies-Sandiaga Malah "Step Back""]
Apabila Indobarometer sukses menjadikan Anies Bawesdan menjadi Calon Wakil Presidennya Prabowo, maka, Sandiaga Uno akan langsung menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal ini serupa dengan kasus Joko Widodo dan Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. Dengan masuknya Jokowi pada konstelasi Pilpres, maka Ahok langsung menjadi Gubernur Jakarta.
Sandiaga tentu akan mendukung penuh bagaima Anies Bawesdan maju sebagai cawapres. Dengan cara itu Sandiaga bisa menduduki kursi kepemimpinan Jakarta. Bukankah selama masa kampanye Sandiagalah yang paling menggelontorkan dana untuk kampanye? Langkah selanjutnya adalah bagaimana membayar semua lembaga survei untuk mengulang survei nasional setiap sekali dalam dua bulan.
Targetnya adalah menciptakan muara cawapres pada Anies. Sehingga, tawaran menjadi cawapres menguat. Setelah itu, Anies akan cuti atau bahkan bisa saja mundur dari posisi Gubernur. Jadilah Sandiaga sebagai "Ahok Kedua" yang meraih posisi penting akibat konstalasi politik pilpres.
Apakah peluang ini akan disia-siakan? Hitungan politik dan keuntungan lebih kuat bagi Sandiaga menjadi gubernur daripada "sekadar" wakil gubernur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews