Pemda Jaga HAM, Tak Ada Istilah Pribumi atau Nonpribumi

Jumat, 1 Desember 2017 | 06:39 WIB
0
474
Pemda Jaga HAM, Tak Ada Istilah Pribumi atau Nonpribumi

Kabupaten/Kota Menjaga Hak Azasi Manusia? Inilah Tema Konfrensi HAM yang diselenggarakan oleh INFID, Komnas HAM dan Kantor Staf Presiden pada tanggal 6-7 Desember 2017. Sebelum itu, hari ini perwakilan tiga lembaga menyampaikan pandangan di konfrensi pers di Jakarta.

Komisioner Komnasham, Amiruddin al-Rahab, mengajak Kabupaten/Kota untuk ramah HAM, sehingga Pemerintah Daerah dapat membuat kebijakan dan anggaran dengan konsep HAM. Kabupaten/Kota yang ramah HAM akan menciptakan ruang partisipasi aktif masyarakat.

“Pemerintah Provinsi, Kabupaten, kota yang memenuhi Hak Asasi Manusia,” kata Amariruddin, Kamis 30 November 2017. Amiruddin mengharapkan Pemda cepat tanggap dalam menjalankan pemenuhan HAM. Pemda wajib memiliki inisiatif dalam menjaga HAM khususnya menjaga toleransi. “Kami mengharapkan Pemda lebih awas,” kata Amirudin.

[caption id="attachment_4926" align="alignleft" width="523"] Chusnunia Chalim (Foto: Kupastuntas.co)[/caption]

Bupati Lampung Timur Chusnunia Chalim mengatakan, pikhaknya lebih mencegah pelanggaran HAM dengan kerja keras. Alasannya, Lampung merupakan daerah di luar Jawa yang dekat dengan Jakarta.

Beberapa contoh kesetaraan dalam norma HAM yang teknis semisal Pemda Lampung Timur memberikan kesetaraan yang berkeadilan. “Kami berikan program bagi pengajar mengaji, begitu juga bagi pengajar Kristen, Hindu dan Budha yang mengajar di hari minggu,” kata Chusnunia.

 

Pemda adalah ujung tombak bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, Pemda, kata Chusnunia Chalim harus membuka ruang komunikasi antara Pemda dengan warga negara sebelum Pemda menyusun program pembangunan, penganggaran dan pelayanan.

 

“Kamis adalah hari suara warga, rakyat bisa menyampaikan semua pandangannya kepada Pemda Lampung Timur,” kata Bupati Perempuan ini. Lampung Timur bagi Chusnunia sangat toleran dan setara. Dirinya sendiri seorang perempuan mendapat amanah memimpin Kabupaten Lampung Timur.

Dalam menjaga toleransi, Pemda Lampung Timur menggunakan program sesuai kids zaman now. “Nonton bareng, camping dan menari bersama adalah upaya membangun toleransi bagi anak muda,” kata Chusnunia. Hal ini mengingat Lampung Timur termasuk yang intoleran se-Lampung. Untuk itu perlu membangun toleransi dan kesetaraan yang sesuai dengan aktivitas yang menyenangkan dan membahagiakan anak muda.

Menjaga HAM, menjaga Nusantara

Fajri Maigofan Tenaga Ahli Madya di Kantor Staf Presiden mendukung Konfrensi Hak Asasi Manusia di Kabupaten/Kota. Bagi KSP, upaya mendukung HAM salah satunya tidak lain Konfrensi Kabupaten/Kota yang Peduli HAM. Dengan program ini, upaya menjaga Ham sekaligus menjaga NKRI berjalan seiring.

Direktur International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) Sugeng Bahagijo mengharapkan konfrensi bisa diramaikan oleh semua stakeholder. Salah satu tujuan adalah menampilkan contoh-contoh praktik pemenuhan HAM di berbagai Kabupaten/Kota.

“Kami ingin semua Pemda saling mencontoh,” kata Sugeng. Bagi dia, Kabupaten Lampung Timur dan berbagai Kabupaten akan saling menguatkan program pemda menuju kabupaten/kota peduli HAM.

Setahun terakhir, banyak hasil kajian dan survei yang menampilkan Indeks HAM atau toleransi Indonesia sangat mengkhawatirkan.

“Terakhir kajian SETARA Institute mengingatkan bagaimana bangsa tetap toleran sebagaimana nilai-nilai Nusantara,” kata Sugeng. Dalam kacamata HAM, Sugeng mengatakan dengan tegas, “Di HAM tidak ada istilah pribumi atau non pribumi.”

***