Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Barat tahun 2018 sudah memanas sejak awal. Utak-atik politik membahas para calon kandidat, isu nasional terhubung langsung dengan isu Pilkada Jabar. Peneliti CSIS Arya Fernandes mengingatkan, Jabar menjadi konsentrasi politik setelah DKI Jakarta.
Arya Fernandes menyampaikan hal itu di "D Hotel" Menteng Jakarta, Senin, 20 November 2017. Menurut Arya, saat ini Jabar masih di dominasi Ridwan Kamil (RK). Pergerakan politik petahana dinilai cukup dinamis.
“Ridwan Kamil yang didorong partai Golkar sebagai cagub Jabar 1 masih dalam penjajakan naik turunnya suara. Saat ini cukup bagus, prosentase angka RK diatas 37 persen,” kata Arya.
Namun, persoalan Golkar sedang menghadapi ujian penting untuk diperhatikan. Hati-hati melangkah bisa gagal Pilkada. Masalahnya sebagian sudah diketahui publik. Partai Beringin Tua sedang menghadapi cobaan karena Setya Novanto ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi.
Jadi, “RK tidak harus bangga, dunia politik bisa saja bergeser pada yang lain,” kata Arya.
[irp posts="3485" name="AHY dan Ridwan Kamil, Tokoh Baru Harapan Generasi Milenial"]
Mengingat kuatnya arus politik Jabar tidak lepas dari figur keagaman dan anti korupsi, Arya berpesan agar memahami bahwa Jabar lebih condong ke wajah wajah baru yang masih segar.
“Turunnya Dedy Mizwar di posisi antara 15 hingga 20 persen menjadi penanda bahwa masyarakat Jabar sudah cerdas,” kata Arya.
Kaka Suminta Sekjen KIPP Indonesia turut mengingatkan kontelasi politik Jabar makin tak terduga. Isu substantif sudah sejatinya terus didorong dalam setiap perhelatan politik.
“Kecenderungan isu politik dalam pilkada Jabar menjadi penentu. Ini sangat menarik untuk dikaji. Misalnya, apakah ketersangkaan SN, dan sekarang dalam tahanan KPK, akan berdampak pada elektabilitas khususnya RK? Jawab saya, iya dan sangat berpengaruh pada elektabilitas RK meski secara Popularitasnya bisa dikatakan cukup dikenal,” papar Suminta.
Karena ada kata-kata ‘korupsi’, Donal Fariz, Peneliti ICW pun angkat bicara. Isu korupsi menguat. Akibatnya, partai berusaha memfilter dan mengkaji calon kandidat yang akan diusungnya. Bagi Donal, kemunculan RK yang didukung partai Golkar untuk cagub Jabar 1 cukup menarik.
“Golkar cukup cerdik dan jeli, karena RK selama ini tidak terlihat identik kepada Golkar,” kata Donal .
Secara popularitas RK memang tinggi. Hanya saja, muncul pertanyaan bagaimana Golkar menggenjot dan mempertahankan Elektabilitas RK?
Rumus santri
Pengamat politik dari Lingkar Madani Ray Rangkuti mengatakan membocorkan sebuah rumus politik. Ray mengusulkan basis pemilih pemimpin religius masih cukup dominan di Jawa Barat.
Rumus politik ini berguna bagi para perebut kursi kekuasaan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar. Saran Ray untuk Golkar jelas “carilah kader yang latar belakangnya pesantren”.
Ray Rangkuti, mantan nakhoda KIPP Indonesia yang sekarang memimpin Lingkar Madani menyoroti bahwa pilgub Jabar memang terlihat unik dan seksi. Bukan Ray namanya, kalau diam saat tahun politik bergelora.
[irp posts="2765" name="Gerindra-PKS Berjodoh di Jabar, Prabowo Ingin Ulang Sukses Pilkada DKI"]
Ray yang akrab dengan pecinya mengatakan di Jabar ada 2D (Dedi Mulyadi dan Dedy Mizwar) dan 1 RK (Ridwan Kamil). Ada-ada saja, Ray memang ahli melempar opini. 2D dan 1RK, seperti nama vokal group saja.
“Dalam komposisi para kandidat, ada hal hal yang terkadang saking PeDe nya, mereka lupa Jabar adalah provinsi yang sangat sensitif. Bisa saja kandidat yang tidak diperhitungkan bisa mengalahkan 2D-1RK. Bagaimana para partai politik mengusung kandidatnya nanti, yang kita ketahui ada beberapa nama diluar 2D dan 1RK yang juga disebut sebut kandidat cagub Jabar yang berpontesi,” urai Ray.
Sebagai solusi masalah RK, punya rumus jitu. Rumus Ray memperkirakan kemenangan Ridwan Kamil sangat tergantung dengan wakilnya. Bisa ulamanya bisa santrinya yang dikenal banyak orang dan terpenting punya basis kultur pesantren. Di Jawa Barat itu penting karena basis santri.
Untuk saat ini, menurut Ray, dalam koalisi pendukung Ridwan Kamil di Pilkada Jabar 2018, terdapat beberapa nama yang terbilang pantas untuk mendamping Ridwan Kamil seperti Maman Imanulhaq dari PKB.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews