Partai Solidaritas Indonesia (PSI), partai baru yang lekat dengan kata energik, muda dan lintas agama. Para pemuda yang dihimpun rata-rata tidak sampai 30 tahun untuk pengurus wilayah dan kabupaten/kota.
PSI adalah anak muda, PSI adalah partai anti korupsi, dan PSI adalah partai toleran. Kata para tokohnya sih begitu. Entah mengapa banyak orang bisa percaya begitu saja. Pengalaman politik para pemuda ini tentu sulit diterima. Apalagi pemilih negeri ini selalu membandingkan kata ‘pengalaman’ sebelum memilih.
Tetapi biarlah, lihat saja dulu bagaimana peran para tokoh muda PSI. Syukur-syukur pemilih pemuda yang berkisar umur 18 sampai 25 tahun berkenan melangkahkan kaki meringankan tangan untuk menghampiri Tempat Pengungutan Suara (TPS). Itupun dengan syarat PSI bisa memberikan mimpi muda yang asyik dalam berpolitik.
Salah satu tanda ke-muda-an PSI adalah KopDarNas, singkatan dari Kopi Darat Nasional di Jakarta pada tanggal 16 November 2015. Musyawarah nasional model PSI sulit diterima oleh akal elit politik. Biasanya sih kita mengenal Kongres atau Munas.
Nah, PSI malah KopDarNas, seakan-akan munasnya ala anak muda banget, yaitu serius tapi santai. Mungkin, tidak ada minuman lain selain kopi di acara KopDarNas tersebut.
PSI katanya membawa platform tentang solidaritas, pluralitas beragama, suku, dan bangsa. Tentu menarik hati memasuki relung jiwa muda yang resah. Anak muda lagi memimpikan persatua pemuda di politik. Pemuda bosan dengan permasalahan konflik antar golongan yang dibawa-bawa saat tahun politik.
Partai ini bilangnya mengisi kepengurusan partai dengan anak muda dan tidak ingin adanya "bekas" politisi partai lain yang memasuki partai ini. Ada aturan bahwa pengurus partai dibatasi maksimal 45 tahun, dan saat ini pengurus daerah rata-rata berumur 20-30 tahun.
Teringat penulis buku Hikayat Pemilu Di Indonesia Gebril Daulay, PSI mungkin sekarang merasa senang dengan tema kemudaannya. Akan tetapi, sejarah kepemiluan Indonesia selalu memberi ruang bagi politisi berpengalaman. Selain itu, bila PSI bisa menembus kursi DPR, DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota. Ada potensi bahaya bagi personal dan partai.
Gebril bilang “semoga PSI siap menghadapi godaan yang terhormat” saat duduk di Senayan. Jangan sampai jiwa muda terpengaruh oleh permainan politisi senior dari partai lain. Atau, kader muda yang duduk di gedung Dewan Perwakilan Rakyat terlihat dipermainkan oleh politisi senior. Solusinya, iya sering-sering berlatih dalam kancah politik.
PSI mendapatkan pengakuan Badan Hukum di Kementerian Hukum dan HAM pada tanggal 7 Oktober 2016. PSI juga berhasil melewati proses pendaftaran parpol peserta pemilu 2019.
Siapa pembawa perahu PSI dalam ranah politik ini? Nakhodanya adalah Grace Natalie (Mantan Presenter), Ketua Umum dan Raja Juli Antoni (Mantan Ketua PP Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Mantan Direktur Maarif Institute), Sekretaris Jenderal.
Cara gen milenial berpolitik
Bila anak muda memasuki politik, maka gaya pemuda zaman now muncul. Lihat saja website PSI, cerah – ceria – dan menarik. PSI mahir menggunakan Instagram, Facebook, dan Twitter. Foto berisi tokoh muda, ganteng, cantik berbalut pesan damai memeriahkan media sosial.
Tidak berhenti disitu saja loh, PSI juga jago dalam menggunakan video untuk menyerang medsos. Kegiatan-kegiatan PSI yang terkesan ‘santai dan serius’ memupuk simpati pemilih muda.
Berminat gabung PSI? Ops, jangan buru-buru. PSI dengan semangat mudanya membuat aturan ketat untuk pendaftaran bakal calon legislatif. Para bacaleg disuruh nulis, bisa engga bisa, wajib nulis. Tahapan pendapaftarannya juga ribet tapi terbuka. Bahkan ditayangkan secara live di Facebbok dan Instagram.
Hayo, sudah siap ditonton warganet saat seleksi? Kalau sudah, iya gabung saja dengan PSI. Setelah gabung, mulailah berkampanye dengan ala anak muda zaman sekarang. Jangan serius-serius, politik itu tidak boleh serius, kata PSI.
Para caleg harus terbuka, buka daftar penyumbang, buka daftar uang keluar untuk ngopi-ngopi atau bantu kegiatan sepak bola atau bantuan ke mesjid. Wajib di catat loh, sampai berapa minyak bensin habis untuk masuk keluar kampung. Karena motto PSI itu politik bersih tanpa korupsi.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews