Di pusaran perpolitikan DKI Jakarta, Partai Amanat Nasional (PAN) adalah jurukunci dalam perolehan kursi Pileg 2014 lalu, yakni hanya menyabet dua kursi. Dengan perolehan kursi yang "gurem" itu, sudah seharusnya PAN tahu diri untuk tidak jual mahal dan bermanuver kelewat over dalam menentukan bakal calon gubernur Jakarta dan wakilnya.
Sejauh ini, politisi PAN paham akan keguremannya dan cukup tahu diri dengan memilih sikap pasif, kecuali ikut dalam Koalisi Kekeluargaan alias KoKeluar. Koalisi ini merupakan gabungan 7 partai yang bersumpah untuk menjegal Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok selaku calon gubernur petahana.
Namun pernyataan yang dikemukakan pendiri PAN yang juga Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais baru-baru ini membuat PAN terkesan ingin "cawe-cawe" juga dalam palagan Pilkada Jakarta 2017 meski hanya berbekal dua kursi. Sebagai informasi, untuk mengusung calonnya sendiri, partai atau gabungan partai minimal harus memiliki 22 kursi.
Usai melaksanakan Shalat Idul Qurban, Amien Rais membuat pernyataan "panas", bahwa jika PAN mendukung Ahok dalam pemilihan gubernur nanti, ia mengancam akan menggalang Kongres Luar Biasa untuk melengserkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
"Saya sudah wanti-wanti kalau PAN sampai dukung Ahok, saya minta Kongres Luar Biasa," ancamnya sebagaimana ditulis Kompas.com.
Selama ini Amien memang keras menolak Ahok yang dinilainya pemimpin yang tidak prorakyat kecil dan tak layak diusung. Menurut dia masih banyak calon yang mempuni seperti Yusril Ihza Mahendra atau Rizal Ramli. Karena perolehan kursinya yang minim, PAN menurut Amien akan bergabung dengan KoKeluar.
Dalam sebuah kesempatan, Amien Rais tegas mengatakan Ahok tidak boleh lagi menjadi gubernur DKI Jakarta yang dikatakannya seperti bandit. "Karena dia beringas, bengis dan hampir-hampir seperti bandit," kata Amien dalam sambutannya pada pembukaan Kongres V Barisan Muda PAN di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu 20 Agustus 2016 lalu sebagaimana dikutip Tribunnews.com.
Sebelum pelaksanaan Pilpres 2014 lalu Amien pernah bernazar untuk jalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta jika pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa kalah dalam Pilpres melawan pasangan Jokowi-Kalla. Namun sejauh itu Amien belum melaksanakan nazar-nya dengan berjalan kaki dari Yogyakarta ke Jakarta ketika Prabowo-Hatta kalah.
Belakangan beberapa kader PAN menegaskan bahwa Amien tidak pernah bernazar seperti itu. Bahkan Amien sendiri membantahnya meski beberapa kader PAN menyebut nazar Amien itu sekadar guyonan politik.
Nasib KoKeluar sendiri sekarang ini terancam bubar jalan setelah dua anggotanya, yaitu Gerindra dan PKS mengawinkan Sandiaga Uno dengan Mardani Ali Sera sebagai bakal calon gubernur dan wakil gubernur.
PKB langsung balik badan dan mengancam membuat "Poros Baru" dengan bakal calon yang digadang-gadangnya yaitu Yusril dan Sekda DKI Jakarta Saefullah yang juga Ketua PWNU Jakarta. Perkawinan dini Sandiaga-Mardani juga membuat berang PPP yang mengancam hengkang dan akan membuat poros baru lainnya yang lebih baru dengan mengusung Ustad Yusuf Mansyur.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews