Pandemi membuat kita semua bekerja sama untuk menanggulanginya. Termasuk juga 2 Ormas besar di Indonesia, yakni NU dan Muhammadiyah. Mereka jadi garda terdepan penanganan pandemi dan membantu pemerintah untuk mengatasi berbagai permasalahan akibat efek badai Corona.
Apa yang terjadi saat pandemi masih mencengkram Indonesia? Pemerintah sudah berusaha keras dengan membuat berbagai program seperti disiplin protokol kesehatan, PPKM level 4, dan lain sebagainya. Masyarakat juga wajib mendukungnya dan ikut menanggulangi dampak Corona, termasuk juga Ormasnya. Ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah juga sigap membantu agar pandemi lekas berlalu.
Saat program vaksinasi nasional dimulai maka seluruh rakyat diminta untuk menurut. NU langsung mengeluarkan surat edaran yang menyatakan dukungannya terhadap vaksinasi Corona. Sehingga diharap seluruh warga NU, mulai dari pengurus, anggota fatayat, sampai ke masyarakat nahdliyin mau divaksin.
Dukungan dari NU ini sangat berpengaruh karena jumlah nahdliyin di Indonesia cukup banyak, sehingga mereka akan mau diinjeksi dan mensukseskan program vaksinasi nasional. Ketika NU sudah mendukung maka tidak ada yang beralasan vaksin tidak halal, karena pengurus PWNU mengeluarkan surat edaran berdasarkan status halal MUI pada vaksin Corona. Selain itu, vaksin juga sudah lulus uji BPOM.
NU melalui NU Care yang berkerja sama dengan LAZISNU juga membantu sebagai garda depan dalam penanganan pandemi Corona dengan menyumbang ventilator ke RSPAD Gatot Soebroto. Ahyad Alfidai, manajer NU Care menyatakan bahwa NU Care selalu berpartisipasi dalam penanganan Corona sejak awal pandemi. Pemberian ventilator sebagai bentuk bantuan dan dukungan terhadap masyarakat yang sedang tepar karena Corona.
Selain NU, Ormas besar lain yakni Muhammadiyah juga turut membantu dalam penanganan Corona. Arif Jamali Muis, Wakil Ketua MCCC Muhammadiyah menyatakan bahwa PP Muhammadiyah terus melakukan berbagai upaya untuk mendukung pemerintah dalam penanggulangan penyebaran Corona di Indonesia. Yang terbaru, Muhammadiyah juga mendukung vaksinasi.
Jadi masyarakat yang merupakan warga Muhammadiyah diharap untuk ikut vaksinasi dan yakin bahwa injeksi ini tidak berbahaya. Karena sudah halal MUI, dan ada jaminan dari Muhammadiyah sendiri. Vaksinasi juga dilaksanakan di kantor PP Muhammadiyah, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, dan beberapa tempat lain.
Arif menambahkan, PP Muhammadiyah sudah habis 300 milyar rupiah untuk membantu penanganan Corona di Indonesia. Bantuan ini ditujukan untuk berbagai program, di antaranya pelatihan bagi tenaga kesehatan, gerakan ketahanan pangan, dll.
Dukungan dari NU dan Muhammadiyah sangat berharga karena 2 Ormas besar ini memiliki warga yang sangat banyak. Sehingga baik nahdliyin maupun warga muhammadiyah mau divaksin, karena mendapat jaminan bahwa vaksin halal dan tidak berbahaya. Sehingga akan mensukseskan program vaksinasi nasional, mempercepat herd immunity, dan mempercepat berakhirnya pandemi.
Selain itu, Muhammadiyah dan NU mengeluarkan dana yang tak sedikit demi penanganan Corona di Indonesia. Mereka sadar bahwa pemerintah tidak bisa bertindak sendiri dalam mengatasi pandemi di negeri ini. Namun butuh bantuan dari masyarakakat, terutama Ormas yang berbasis massa. Sehingga program-program pemerintah untuk menangani Corona akan berhasil.
Berbagai dukungan dari NU dan Muhammadiyah sangat diapresiasi oleh pemerintah karena mereka tidak segan untuk mepromosikan program pemerintah untuk menanggulangi Corona, seperti protokol kesehatan 10M dan vaksinasi. Sehingga ketika program berhasil, pandemi akan lebih cepat selesai.
Ormas besar seperti NU dan Muhammadiyah memang sudah seharusnya mendukung program pemerintah, terutama untuk menangani Corona. Penyebabnya karena hanya dengan bekerja sama, maka rakyat yang diuntungkan. Penanganan efek pandemi akan lebih cepat selesai. (Muhammad Yasin
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews