Inilah pernak-pernik suatu nama kalau diotak-atik kedalam suatu bahasa daerah. Bisa punya makna dan arti lain.
Masyarakat kita-memang suka menghubung-hubungkan atau otak-atik gathuk atau nyambung. Seperti nama seorang wanita dari Gunung Kidul yang dianggap "unik" dan viral.
Namanya "Dita Leni Ravia". Nama ini sempat viral di jagad dunia maya. Nama "Dita Leni Ravia" kalau digabung atau disatukan dan diartikan atau diterjemahkan dalam bahasa Jawa: "diikat dengan tali ravia". Orang-orang menganggap namanya mempunyai keunikan tersendiri. Kalau diartikan dalam bahasa Jawa.
Inilah jelinya masyarakat kita. Suatu nama saja bisa viral karena dianggap unik. Tentu yang tahu dari latar belakang dari pemberian suatu nama adalah orang-tuanya.
Nah, bagaimana dengan nama "Dila Keni".
Ini adalah nama yang bagus dan terdengar indah. Kalau nama "Dila Keni" disatukan jadi "Dilakeni" dan diartikan dalam bahasa Jawa yaitu digagahi atau rudapaksa atau disetubuhi. Dilakeni bahasa yang sangat kasar dalam bahasa Jawa dan tidak enak didengar.
Inilah pernak-pernik suatu nama kalau diotak-atik kedalam suatu bahasa daerah. Bisa punya makna dan arti lain.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews