Pemudik Diimbau Pulang Lebih Awal Hindari Kemacetan Arus Balik Idul Fitri 1443 H

Pemudik diminta bijak saat melakukan arus balik dan menghindari pulang pada puncak arus balik agar memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat di rumah pasca perjalanan jauh.

Kamis, 5 Mei 2022 | 12:11 WIB
0
138
Pemudik Diimbau Pulang Lebih Awal Hindari Kemacetan Arus Balik Idul Fitri 1443 H
Prokes mudik


Pemudik diimbau untuk pulang lebih awal untuk menghindari kemacetan. Dengan pulang lebih awal, pemudik juga akan punya waktu beristirahat cukup sebelum kembali ke rutinitas.

Arus mudik selalu diikuti dengan arus balik.

Ketika sudah puas merayakan Idul Fitri dan bersilaturahmi di kampung, maka masyarakat kembali ke kota, kembali ke kehidupan nyata dan bekerja. Semuanya gembira karena bisa mudik lalu kembali ke rumahnya dengan hati yang lapang karena bisa refreshing sejenak di kampung.

Pemerintah mengimbau pemudik untuk pulang lebih awal untuk menghindari kemacetan. Dwimawan Heru, Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga menyatakan bahwa pemudik jangan berangkat tanggal 8 Mei 2022 dan sekitarnya, karena merupakan puncak arus balik. Kalau bisa mereka pulang lebih awal.

Saran dari Dwimawan amat tepat karena memang kebanyakan pemudik sengaja berlama-lama di kampung, alasannya karena memaksimalkan libur Lebaran. Ada pula yang menunggu kupatan alias hajatan setelah seminggu dari Idul Fitri. Namun jika semua orang balik serempak tanggal 8 Mei 2022 maka sudah pasti macet, karena kapasitas jalan dan jumah kendaraan tidak seimbang.

Para pemudik perlu menyadari bahwa ada banyak kerugian jika terjadi kemacetan saat arus balik. Pertama, durasi perjalanan jadi lebih lama daripada biasanya. Jika lebih lama dalam perjalanan tentu merugikan karena butuh BBM yang lebih banyak. Selain itu pemudik tentu butuh makan dan akhirnya mampir di warung. Sehingga uang di dompet kian menipis dan Tunjangan Hari Raya (THR) nyaris habis.

Kedua, dari segi kesehatan tentu tidak baik karena duduk berlama-lama di kursi, apalagi dalam cuaca panas, amat tidak nyaman dan rawan masuk angin, pusing, mual, dan bisa terkena resiko ambeien. Pengendara juga kelelahan sehingga dikhawatirkan mengantuk karena kelelahan, dan takutnya kurang fokus saat menyetir. Hal itu berbahaya karena berpotensi kecelakaan.

Sedangkan yang ketiga, jika ada kemacetan saat arus balik maka orang-orang lebih emosi karena dalam pikirannya ingin cepat sampai ke rumah. Ketika sama-sama dilanda amarah maka bahaya karena bisa gontok-gontokan di jalan. Apa mau ketika berkelahi lalu ditengahi oleh aparat dan ada yang merekamnya, lalu adegan itu jadi viral? Sungguh memalukan.

Saat pulang pun jadinya stress karena capek pasca emosi seharian, juga lelah fisik.
Oleh karena itu memang lebih baik untuk kembali lebih awal agar tidak macet. Lebih baik memajukan jadwal kembali 1-2 hari daripada nanti kelelahan dan stress berat karena macet saat arus balik. Pikirkan, pulang lebih awal memang memangkas waktu liburan di kampung, tetapi menguntungkan karena perjalanan akan lebih lancar sehingga bisa memaksimalkan waktu istirahat di rumah. Senin ketika ngantor pikiran jadi lebih segar.

Apalagi orang tua juga tidak keberatan jika anak-anaknya kembali lebih awal. Mereka sadar bahwa kembali sebelum puncak arus balik bukannya karena tidak sayang kepada ibu dan bapaknya. Namun itu adalah strategi agar lebih cepat kembali ke kota, agar menghindari kemacetan yang amat melelahkan.

Pemerintah telah melaksanakan berbagai upaya rekayasa arus lalu lintas saat arus balik. Kendati demikian, para pemudik diminta bijak saat melakukan arus balik dan menghindari pulang pada puncak arus balik agar memiliki lebih banyak waktu untuk beristirahat di rumah pasca perjalanan jauh.

Alif Fikri, Penulis adalah kontributor Pertiwi Institute