Pembelajaran tatap muka 100% diadakan karena kasus Corona sudah menurun akan tetapi kita tidak boleh melepaskan kewaspadaan.
Pembelajaran tatap muka (PTM) untuk murid SD-SMA sudah diselenggarakan beberapa minggu ini. Namun demikian, semua pihak diharapkan untuk selalu menaati Protokol Kesehatan (Prokes) secara ketat sebagai kunci sukses kegiatan tersebut dari penularan virus Corona, utamanya varian Omicron..
Selama hampir 2 tahun para murid sekolah jarak jauh karena mereka lebih beresiko untuk kena Corona. Sekolah online jadi alternatif karena takut membuat klaster Corona baru, apalagi pada awal program vaksinasi nasional baru ada vaksin untuk manusia berusia 18 tahun ke atas, sementara murid SD-SMA usianya masih di bawahnya.
Akan tetapi kita patut bernafas lega karena sejak akhir tahun 2021 kasus Corona makin menurun dan pasien Covid hanya 500-an per hari (menurut data dari tim satgas Covid-19), dari yang sebelumnya sampai 50.000 per hari. Oleh karena itu pemerintah memutuskan untuk pembelajaran tatap muka 100% sejak awal januari 2022.
Pemerintah Kabupaten Madiun juga menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100%, sama seperti di DKI Jakarta dan daerah-daerah lain di Indonesia. Bupati Madiun H Ahmad Damawi menyatakan bahwa PTM full diberlakukan berdasarkan surat keputusan bersama 4 menteri. Selain itu, para murid juga sudah divaksin, sehingga dipastikan prosesinya aman dari Corona.
Vaksinasi dan protokol kesehatan adalah syarat mutlak untuk pelaksanaan PTM, karena saat ini sudah ada vaksin untuk yang berusia 6-11 tahun, jadi aman untuk membuka kembali gedung sekolah SD dan SMP. Selain itu para guru juga sudah divaksin terlebih dahulu, beserta seluruh staf sekolah. Mereka juga mematuhi protokol kesehatan.
Semua orang di sekolah sudah paham tatacara protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, memakai hand sanitizer, menjaga jarak, mengurangi mobilitas, dll. Saat jam belajar mengajar maka baik murid maupun guru maupun murid tidak pernah melepas masker demi alasan keamanan dan kesehatan. Mereka juga membawa masker cadangan karena selembar masker hanya bisa digunakan selama maksimal 4 jam.
Di dekat gerbang sekolah juga disediakan keran dan sabun untuk cuci tangan dan setelah membersihkan tangannya, para murid tidak bisa salim seperti biasa pada sang guru. Untuk meminimalisir kontak fisik maka salam diadakan jarak jauh dan masih dianggap sopan karena saat ini masih pandemi. Jaga jarak juga diberlakukan sehingga para guru mengingatkan murid-muridnya untuk tidak bermain sambil bergerombol.
Sementara itu, pelaksanaan PTM di Riau juga berjalan lancar dan tidak ditemukan klaster Corona baru. Hal ini dinyatakan oleh Kamsol, Kepala Dinas Pendidikan di Provinsi Riau. Ketika tidak ada kasus Covid akibat PTM maka menunjukkan bahwa semua pihak bena-benar mematuhi protokol kesehatan 10m.
Akan tetapi Kamsol mengingatkan agar para guru dan semua staff tidak boleh lengah dan harus waspada terhadap kemungkinan terkecil penularan Corona. Para murid selalu diingatkan untuk memakai masker dengan posisi yang benar, begitu juga wali murid yang sedang mengantar jemput buah hatinya. Dinas Pendidikan juga membantu pengawasan pelaksanaan vaksinasi untuk murid berusia 6-11 tahun yang diadakan di sekolah-sekolah.
Ketika sudah ada PTM maka para wali murid yang bergembira karena mereka bisa mempercayakan anak-anaknya pada guru di sekolah dan tak lagi dipusingkan dengan Zoom, modul, dan prosesi sekolah online. Akan tetapi mereka juga wajib diingatkan untuk mendisiplinkan anaknya agar mematuhi protokol kesehatan di sekolah.
Pembelajaran tatap muka 100% diadakan karena kasus Corona sudah menurun akan tetapi kita tidak boleh melepaskan kewaspadaan.
Tetaplah Pembelajaran tatap muka 100% diadakan karena kasus Corona sudah menurun akan tetapi kita tidak boleh melepaskan kewaspadaan, tertib dalam melaksanakan protokol kesehatan dan memakai masker saat di sekolah maupun di perjalanan.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews