Studi membandingkan modifikasi epigenetik dengan DNA di otak kecil manusia, simpanse dan monyet.
Otak kecil - bagian dari otak yang dulu dikenal terutama karena perannya dalam mengoordinasikan gerakan - mengalami perubahan evolusioner yang mungkin telah berkontribusi pada budaya manusia, bahasa, dan penggunaan alat. Temuan baru ini muncul dalam sebuah studi oleh Elaine Guevara dari Duke University dan rekannya, yang diterbitkan 6 Mei 2021 di jurnal PLOS Genetics.
Para ilmuwan yang mempelajari bagaimana manusia mengembangkan kapasitas luar biasa mereka untuk berpikir dan belajar sering kali berfokus pada korteks prefrontal, bagian otak yang penting untuk fungsi eksekutif, seperti penalaran moral dan pengambilan keputusan. Namun baru-baru ini, otak kecil mulai menerima lebih banyak perhatian karena perannya dalam kognisi manusia.
Guevara dan timnya menyelidiki evolusi otak kecil dan korteks prefrontal dengan mencari perbedaan molekuler antara manusia, simpanse, dan monyet rhesus macaque. Secara khusus, mereka memeriksa genom dari dua jenis jaringan otak di tiga spesies untuk menemukan perbedaan epigenetik. Ini adalah modifikasi yang tidak mengubah urutan DNA tetapi dapat memengaruhi gen mana yang dihidupkan dan dimatikan dan dapat diwariskan oleh generasi mendatang.
Dibandingkan dengan simpanse dan kera rhesus, manusia menunjukkan perbedaan epigenetik yang lebih besar di otak kecil daripada korteks prefrontal, yang menyoroti pentingnya otak kecil dalam evolusi otak manusia. Perbedaan epigenetik terutama terlihat pada gen yang terlibat dalam perkembangan otak, peradangan otak, metabolisme lemak, dan plastisitas sinaptik - penguatan atau pelemahan koneksi antar neuron tergantung pada seberapa sering mereka digunakan.
Perbedaan epigenetik yang diidentifikasi dalam studi baru ini relevan untuk memahami bagaimana fungsi otak manusia dan kemampuannya untuk beradaptasi dan membuat koneksi baru. Perbedaan epigenetik ini mungkin juga terlibat dalam penuaan dan penyakit. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa perbedaan epigenetik antara manusia dan simpanse di korteks prefrontal dikaitkan dengan gen yang terlibat dalam kondisi kejiwaan dan degenerasi saraf. Secara keseluruhan, studi baru ini menegaskan pentingnya menyertakan otak kecil ketika mempelajari bagaimana otak manusia berevolusi.
Guevara menambahkan, "Hasil kami mendukung peran penting otak kecil dalam evolusi otak manusia dan menunjukkan bahwa fitur epigenetik yang diidentifikasi sebelumnya yang membedakan neokorteks manusia tidak unik untuk neokorteks."
(Materials provided by PLOS)
***
Solo, Selasa, 11 Mei 2021. 8:55 pm
'salam hangat penuh cinta'
Suko Waspodo
suka idea
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews