Program UT Cyber-U terbuka untuk publik. Lulusan SMA, mahasiswa putus kuliah yang ingin melanjutkan, mahasiswa kampus lain, mahasiswa sudah kerja ingin menyelesaikan studinya.
Salah satu program Kemendikbud berkaitan dengan kebijakan Merdeka Belajar: Kampus Merdeka adalah memberikan kebebasan dan otonomi kepada mahasiswa untuk memilih bidang (mata kuliah) yang disukai di luar/dalam program studi/kampus. Kebebasan dan otonomi ini merupakan hak bagi setiap mahasiswa (dapat mengambil atau tidak). Tetapi, perguruan tinggi (PT) wajib memfasilitasinya.
Tujuannya kebijakan ini adalah untuk mendorong mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya, dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat. Atau kata Agus Taufik Mulyono, salah seorang anggota Lembaga Pengembangan Jasa Kontruksi, melalui kebijakan ini, di satu sisi, kampus mengajarkan dalam memberikan kepastian tetapi tidak nyata; di sisi lain, pekerjaan mengajarkan kenyataan namun belum pasti (Herlina, 12/02/2021)
Permendikbud Nomor 3 Tahun 2020 pasal 18(3) mengatur kebijakan tersebut dalam dua pola pembelajaran. Pertama, mahasiswa mengambil sebanyak 1 semester atau setara dengan 20 SKS di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama. Kedua, mahasiswa mengambil paling lama 2 semester atau setara dengan 40 SKS pada program studi yang sama/berbeda di perguruan berbeda dan/atau di luar PT.
Pola kedua dapat dilaksanakan dalam dua bentuk. Pertama, bentuk bebas (free form), dimana mahasiswa belajar di luar kampus selama 6 bulan yang disetarakan dengan 20 SKS, tetapi tanpa penyetaraan dengan mata kuliah tertentu. Kedua, bentuk terstruktur (structured form), dimana mahasiswa belajar di luar kampus selama 6 bulan yang disetarakan dengan 20 SKS, dengan penyetaraan pada mata kuliah tertentu (Kemendikbud, 2020:13-14).
Sesungguhnya, kebijakan pemberian otonomi dan kebebasan kepada mahasiswa untuk memilih/mengambil sejumlah mata kuliah dari prodi dan PT lain sudah lama dipraktikkan oleh sejumlah PT sebelum program Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. Bahkan, program ini juga diperuntukkan kepada masyarakat luas, termasuk mahasiswa PT tententu menggunakan format terstruktur (dengan penyetaraan/konversi/alih kredit).
Kebijakan tersebut dikenal sebagai “Credit Earning Program (CEP)”. Sebuah program pengampuan mata kuliah (sks) tertentu secara terstruktur (structured form), dimana jumlah maka kuliah (sks) yang diperoleh dapat diakui dan disetarakan pada mata kuliah tertentu di PT penyelenggara.
Melalui CEP ini, perguruan tinggi tidak lagi disibukkan untuk menyiapkan sumberdaya, fasilitas dan infrastruktur yang dibutuhkan untuk memfasilitasi seluruh proses akademik. PT dapat menawarkan kepada mahasiswa untuk mengampu sejumlah matakuliah dari PT lain yang menawarkan CEP. Dengan demikian, beban PT menjadi lebih ringan, terutama bagi PT yang memiliki sumberdaya, fasilitas dan infrastruktur terbatas.
Melalui konsep CEP ini, PT hanya menyiapkan mata kuliah yang ditawarkan dan bisa diambil oleh mahasiswa dari luar prodi dan perguruan tinggi beserta persyaratannya; dan menyiappkan pola/model/sistem alih-kredit/konversi/transfer atau ekuivalensi bagi setiap mata kuliah yang diambil oleh mahasiswanya dari PT lain.
Selama ini, program CEP telah dikembangkan oleh PT secara “mandiri” atau berdasarkan “kemitraan”, dan ditawarkan kepada seluruh masyarakat luas secara terbuka (termasuk mahasiswa dari perguruan tinggi lain), tanpa terlebih dahulu menjadi mahasiswa regular pada PT tersebut. Semua program CEP bersifat “berbayar”.
Baca Juga: Mewaspadai Penyebaran Radikalisme di Kalangan Mahasiswa
Jumlah mata kuliah (sks) yang ditawarkan bervariasi, sesuai dengan penawaran masing-masing PT penyelenggara program. Baik pada CEP mandiri maupun kemitraan, peserta program dapat mengambil sejumlah mata kuliah (sks) sesuai kebutuhan berdasarkan matakuliah yang ditawarkan oleh PT penyelenggara/mitra. Pembelajaran dilaksanakan secara luring (tatap muka) atau daring (online).
Berbeda dengan mahasiswa regular, peserta program CEP tidak memperoleh status mahasiswa dan status kelulusan dari PT penyelenggara. Namun, kelulusannya pada mata kuliah yang diikuti akan direkam dalam transkrip resmi (sertifikat) dari PT penyelenggara, yag dapat diakui bila peserta yang bersangkutan akan mengikuti pendidikan di PT penyelenggara.
Credit Earning Program: Mandiri
Pada CEP “mandiri”, semua program dilaksanakan secara mandiri oleh sebuah perguruan tinggi (PT) tanpa kerjasama dengan PT Lain. Jenis dan jumlah mata kuliah (sks) yang ditawarkan dan dialihkreditkan juga ditetapkan sendiri oleh PT penyelenggara. Semua mata kuliah (sks) yang diperoleh, dapat diajukan untuk ditransfer/dialihkreditkan pada program studi di PT penyelenggara, apabila peserta yang bersangkutan akan melanjutkan studi. Jumlah sks dan nilai mata kuliah hasil CEP diakui sama atau setara.
Program ini telah dilaksanakan oleh sejumlah PT di Indonesia. Diantaranya Universitas Terbuka dalam bentuk Program Mata Kuliah Mandiri (PMKM) untuk semua mata kuliah yang ada di semua Fakultas, terkecuali mata kuliah praktik/praktikum. Program ini juga ditawarkan oleh FH-UI prodi S1 Studi Ilmu Hukum untuk 5 (lima) mata kuliah, dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UI untuk 8(delapan) mata kuliah program Magister. ITB menawarkan 35 mata kuliah melalui program ITB International Virtual Courses 2020 untuk jenjang sarjana, magister, dan doktor. Fakultas Pertanian (Fapet) IPB juga melaksanakan program ini dalam bentuk kelas internasional untuk paket-paket mata kuliah tertentu (misal. Special Topic Short Course Package).
Credit Earning Program: Kemitraan
Pada program CEP “kemitraan”, semua program dilaksanakan dalam bentuk kerjasama antar-PT. Jenis dan jumlah mata kuliah (sks) yang ditawarkan dan dialihkreditkan juga ditetapkan atas dasar kesepakatan PT-Mitra. Semua mata kuliah (sks) yang diperoleh, dapat diajukan untuk ditransfer/dialihkreditkan pada program studi di semua PT penyelenggara, apabila peserta yang bersangkutan akan melanjutkan studi. Jumlah sks dan nilai mata kuliah hasil CEP diakui sama atau setara.
Program ini diantaranya dilaksanakan oleh Universitas Terbuka dalam bentuk Program Mata Kuliah Mandiri (PMKM). Program ini menawarkan semua mata kuliah yang ada di semua Fakultas, terkecuali mata kuliah praktik/praktikum.
Bekerjasama dengan 13 perguruan tinggi, yaitu Universitas Citra Bangsa Kupang, Universitas Ngurah Rai, Universitas Pendidikan Ganesha, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Batam, Xinya College Tarumanegara, STIKes Taruma Negara, STIKes Ranah Minang, dan STIKes Nasional Surakarta, Universitas Negeri Padang, Universitas Satya Negara Indonesia, STIKes Hang tuah, dan Politeknik Negeri Semarang.
Credit Earning Program: Pertukaran Mahasiswa
Jika program CEP “kemitraan” di atas terbuka untuk umum (publik), program CEP berikut hanya diperuntukkan dan dibuka untuk mahasiswa dari PT yang bermitra, dan tidak terbuka untuk umum (publik). Program ini dikemas dalam bentuk student exchange di antara dua atau lebih PT. Melalui program ini, mahasiswa dari sebuah PT bisa mengambil sejumlah mata kuliah (sks) yang disepakati antar-PT Mitra. Peserta program ini terlebih dahulu diseleksi di PT asal.
Program ini diantaranya telah dilaksanakan oleh Sekolah Pascasarjana IPB (SPs-IPB) bekerjasama dengan sejumlah universitas di luar negeri dengan menawarkan sejumlah bidang studi pertanian melalui program Student and research exchange, Summer Course and Winter Course, Population- Activities-Resources-Enviroments (PARE), dan Twin College Envoys (TWINCLE).
FE Universitas Andalas juga bekerjasama dengan NHL Stenden University dalam rangka program CEP dalam bentuk pertukaran mahasiswa. Fakultas Peternakan (Fapet) UGM bekerja sama dengan Universitas Andalas, dan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Fakultas Pertanian (Fapet) IPB juga melaksanakan program ini dalam bentuk kelas internasional untuk paket-paket mata kuliah tertentu (misal. Full Credit Earning One Semester Package, dan General Course between Semester Package).
Credit Earning Program: UT Cyber-U
Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) dan Universitas Terbuka (UT) tengah membangun portal bernama UT Cyber-U atau juga dikenal dengan nama ICE Institute (Institute of Cyber Education of Indonesia atau ICE-I) atau Institut Pendidikan Siber Indonesia. Portal ini seperti halnya toko/supermarket online (marketplace) yang menawarkan beragam mata kuliah untuk program berjenjang (degree) berijazah, maupun sertifikat penempuhan mata kuliah.
Portal UT Cyber-U ini merupakan salah satu program dari Merdeka Belajar: Kampus Merdeka. ICE Institute dirancang sejak Menristek 2019, di akhir 2019 mendapatkan grant dari Asian Development Bank yang sekaligus sebagai konsultan. Tujuannya adalah untuk memberikan akses pendidikan tinggi bagi seluruh masyarakat (termasuk mahasiswa) dalam bentuk pelatihan-pelatihan terstruktur untuk semua bidang yang dibutuhkan, dan memperoleh ijazah atau sertifikat.
Menurut Dirjen DIKTI Kemdikbud, Nizam (4/2/2021) UT Cyber-U dikembangkan dalam bentuk program akademik utuh, serta kredit transfer untuk melengkapi kesarjanaan. UT Cyber-U membuka pelatihan untuk semua bidang yang dibutuhkan. Terkhusus, ada pelatihan untuk mendukung industri 4.0 bekerja sama dengan perusahaan global seperti Amazon Web Service, Google, hingga Huawei.
Program UT Cyber-U ini terbuka luas untuk publik, siapa saja. Mahasiswa atau umum. Lulusan SMA, mahasiswa yang putus kuliah (drop-out) yang ingin melanjutkan studi lagi, mahasiswa dari kampus lain, atau mahasiswa sudah kerja ingin menyelesaikan studinya.
Bagi mereka yang hendak mendaftar ke UT Cyber-U, hanya perlu membuka situs, mencari mata kuliah/pelatihan apa yang ingin diikuti, melakukan proses pendaftaran/registrasi, dan membayar mata kuliah sesuai dengan jumlah sks yang ditempuh. Semua pembelajaran pun dilaksanakan dalam bentuk daring (online). Sehingga mahasiswa dapat belajar secara fleksibel, kapan aja, dan di mana saja.
Seperti pada CEP kemitraan, UT Cyber-U akan dikelola oleh UT sebagai pelopor cyber university di Indonesia, tetapi didukung melalui kerjasama dengan sejumlah PTN dan PTS, seperti Universitas Indonesia (UI), Bina Nusantara (Binus), dan Universitas Pelita Harapan (UPH), serta akan resmi dibuka antara bulan Juni-Juli mendatang, atau bertepatan dengan pembukaan semester baru.
Di portal UT Cyber-U akan ditampilkan sejumlah kelas mata kuliah yang ditawarkan oleh PT-mitra, seperti Pengantar Ilmu Komunikasi dari Universitas Pelita Harapan; Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Laut dari Universitas Terbuka; atau Teknik Sungai dari Universitas Indonesia.
Menurut Rektor Universitas Terbuka (UT) Prof. Ojat Darojat, M.Bus., Ph.D dalam Kegiatan Rakernas Kemenristekdikti (17/01/2018), program ICE Institute dengan portal UT Cyber-U yang bersifat kemitraan ini diharapkan dapat mengubah paradigma lama PT sebagai knowledge creation and transmission dalam semi-isolation space menjadi re-creation and connecting knowledge pada open space.
Program ICE Institute juga diharapkan dapat mendorong PT untuk melakukan efisiensi, dimana PT tidak lagi bertumpu pada keberadaan kelas reguler dan pembelajaran konvensional, tetapi secara bertahap dapat mengembangkan sistem pembelajaran secara blended, online learning, dan berkolaborasi dengan PT lain. Hal ini memungkinkan cost effectiveness untuk menghasilkan output yang lebih optimal.
UT Cyber-U "Making Higher Education Open to All".
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews