Sempitnya Dunia, Lapangnya Rezeki

Pagi tadi, terhenyak mendapatkan inbox di messenger. Ada kabar yang sangat baik diberikan "mantan" santri. Ia bercerita jika telah menjadi penulis buku di penerbit besar.

Selasa, 28 Januari 2020 | 07:23 WIB
0
334
Sempitnya Dunia, Lapangnya Rezeki
Andi Pratama (Foto: Dok pribadi)

Tahun 1997 menjadi titik awal perubahan hidup. Dari seorang mahasiswa jadi guru dan pembina asrama di MAKN MAN 1 Surakarta.

Honor yang jauh dari cukup bikin puyeng. Akhirnya, mencari sambilan. Ngojek ambil belanjaan ke Pasar Nusukan Solo dengan upah Rp5.000.

Di samping asrama, ada laboratorium komputer. Hanya digunakan di kelas pagi. Itu pun jarang banget. Sepertinya ini bisa dimanfaatkan untuk punya sambilan yang produktif.

Kepala madrasah pun memberikan izin. Syaratnya, komputer dirawat dengan baik, ada biaya perawatan, dan bersifat suka rela.

Di kelas dan di asrama pun dipajang pengumuman. Bahwa akan diadakan ekstrakurikuler komputer. Bersifat suka rela. Biayanya Rp5.000 per bulan. Fasilitasnya adalah santri mendapatkan ilmu dan 1 compact disc.

Gayung bersambut. Para santri tertarik. Mereka pun mendaftarkan diri. Karena begitu banyak peminat, akhirnya dibikin empat kelas, yakni dua kelas santriwan dan dua kelas santriwati. Kegiatan dilaksanakan sore hari untuk santriwati dan malam hari untuk santriwan.

Di antara peserta itu, ada Mas Andi Pratama. Santri ini sering disuruh mijetin ustadznya. Di sela-sela mijet itu, sering ustadz kasih motivasi. Intinya, jadilah manusia yang terbaik. Siapa dia?

Manusia terbaik bukanlah mereka yang punya jabatan tinggi. Bukan pula mereka yang punya harta bertumpuk-tumpuk. Karena manusia yang terbaik adalah mereka yang bisa memberikan manfaat bagi sesamanya tanpa dibatasi sekat apapun.

Salah satu cara untuk menjadi manusia terbaik adalah menjadi penulis. Dengan menulis, pikiran merdeka untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan kajian olah otak terbaik. Tanpa berniat menggurui, sejatinya penulis adalah guru sejati. Menggurui pembaca tanpa berniat menilai dirinya sebagai guru.

Pagi tadi, terhenyak mendapatkan inbox di messenger. Ada kabar yang sangat baik diberikan "mantan" santri. Ia bercerita jika telah menjadi penulis buku di penerbit besar. Bahkan ia juga bercerita jika telah bisa menikmati hasil dari menulis itu.

Ternyata dunia ini sempit. Namun, dunia ini menyediakan sumber rezeki yang sangat luas. Dan salah satunya adalah menulis. Selamat ya, Mas.....

***