Listrik Padam "Blackout" Serasa Kiamat Segera Tiba

Kalau listrik padam saja sudah begitu heboh, bagaimana menghadapi masalah hidup yang mungkin seratus kali lebih rumit ketimbang listrik padam?

Selasa, 20 Agustus 2019 | 22:07 WIB
0
383
Listrik Padam "Blackout" Serasa Kiamat Segera Tiba
Ilustrasi kiamat (Foto: Pixabay.com)

Bukti Generasi Muda Cengeng?

Sejak beberapa hari belakangan ini, dapat dikatakan seluruh media heboh banget tentang "petaka dan musibah" yang terjadi akibat listrik padam. 

Segala sumpah serapah berhamburan, baik dalam kosa kata yang santun, hingga tulisan yang tajam menusuk. Saya baru saja menerima panggilan telepon lewat WA dari Silvia, salah satu keponakan cucu di Jakarta. Yang dulu sejak bayi sering saya gendong dan kini sudah kuliah semester 1 di Jakarta.

"Opa, mohon maaf, baru menjawab pesan Opa. Habis ini akibat dari PLN yang telolit. Masa iya lampu mau dipadamkan, tidak ada pemberitahuan? Nah, ponsel pas baru di-charge, ee listrik padam...."

Nah, karena ceritanya kepanjangan tentang "kerusuhan" yang disebabkan ulah listrik padam, maka saya potong dengan mengatakan "Hai anak manis, listrik padam saja kok kayak hari kiamat? hahahaha". 

"Aduh, mentang-mentang Opa tinggal di Australia, nggak ngerasa ya bagaimana susahnya kami ketika listrik padam? Opa tahu nggak, akibat listrik padam rice cooker tidak bisa digunakan, mau makan terpaksa beli di warung. Pusing dan sumpek mondar-mandir di rumah, tanpa ada yang mau dikerjakan. Silvia stress Opa," dan seterusnya. 

Silvia biasa manja sejak kecil dan kali ini saya tidak tega memotong pembicaraannya. Saya biarkan ia mengutarakan unek-uneknya tentang betapa "sengsara" dirinya menghadapi listrik padam. 

Karena telepon menggunakan fasilitas WA gratis, maka tidak masalah Silvia berbicara heboh tentang "hari kiamat " yang dirasakan selama listrik padam. Kalau ia menggunakan telepon interlokal, pasti saya cegah karena bisa habis ratusan ribu rupiah. 

Giliran Saya Bercerita

Usai Silvia menceritakan berbagai "musibah" yang menimpa warga di Jakarta selama listrik padam, maka kini tiba giliran saya bercerita. 

"Silvia, kalian itu generasi manja. Dulu Opa sejak kecil tidak pernah merasakan kehadiran listrik di rumah. Baru ketika Opa berusia 16 tahun dan duduk di SMP, baru bisa merasakan cahaya listrik di dalam rumah. Coba Silvia bayangkan, bukan sehari dua hari, tapi selama 16 tahun Opa hidup tanpa lampu listrik di rumah.

Baca Juga: Komedi Politik di Balik Blackout PLN dan Kongres V PDIP yang Minta Jatah Kursi Menteri

Kalau malam, Opa numpang belajar di Pos Ronda yang ada lampu listriknya. Katanya generasi milenial. Tapi masa iya listrik padam saja, sudah merasa seperti dunia mau kiamat?" 

Apa jawaban Silvia?

"Aduh. 16 tahun hidup tanpa listrik? Oh My God! Kalau Silvia jangan bilang 16 tahun, seminggu saja bisa gila nih."

Ditulis from True Story

Karena tulisan ini sama sekali tidak menyangkut kehidupan pribadi maka nama Silvia adalah nama asli. Kakek dan neneknya yang sudah alm, adalah saudara saya. Tulisan ini bukan untuk  menyindir siapapun. Hanya sebuah renungan pagi. 

Listrik padam, heboh yang terjadi serasa dunia sedang kiamat. Apakah hal ini bukti bahwa generasi muda millenial adalah generasi cengeng? 

Kalau listrik padam saja sudah begitu heboh, bagaimana menghadapi masalah hidup yang mungkin seratus kali lebih rumit ketimbang listrik padam?

Saya tidak berani menjawab,ntar bisa di somasi oleh kaum muda dan saya dicekal tidak boleh lagi pulang ke tanah air. Berbahaya tuh.

Tjiptadinata Effendi

***