Melalui buku ini Mochtar Pabottingi berusaha mengaitkan nasionalisme sebagai menuju "nasion", dan "egalitarianisme" sebagai menuju "demokrasi".
Setelah lama ditunggu-tunggu dan sempat tertunda, akhirnya terbit juga mahakarya dari Mochtar Pabottinggi, NASIONALISME DAN EGALITARIANISME DI INDONESIA, 1908-1980.
Buku yang berasal dari disertasi penulisnya di University of Hawaii, ditambah beberapa update terkait dengan beberapa topik mutakhir, diterbitkan Yayasan Pustaka Obor Indonesia, Agustus 2023, dua bulan setelah berpulangnya Bung Mochtar pada 4 Juni 2023.
Sebagai 'perluasan' dari disertasinya tahun 1991, buku ini sedikit berbeda karena Mochtar Pabotingi menambahkan uraian untuk memperjelas posisi teoretisnya tentang nasionalisme.
Maka di sini kita jumpai misalnya, kritik tajam Mochtar atas beberapa karya besar sebelumnya tentang nasionalisme yang terkait dengan Indonesia. Termasuk kritiknya atas karya utama Ben Anderson yang selalu menjadi acuan, IMAGINED COMMUNITIES: Reflection on the Origin and Spread of Nationalism (1983).
Melalui buku ini Mochtar Pabottingi berusaha mengaitkan nasionalisme sebagai menuju "nasion", dan "egalitarianisme" sebagai menuju "demokrasi".
Dia meyakini sebagian besar permasalahan politik di Indonesia masih terus berkisar dalam ketegangan maupun tarik menarik antara tuntutan-tuntutan nasion dan tuntutan demokrasi...
Buku ini bisa dikatakan sebagai 'legacy', warisan intelektual dari Mochtar Pabottingi, seorang cendekiawan besar Indonesia masa kini, seorang ilmuwan politik cemerlang, dan juga seorang penyair dengan puisi-puisi yang menyentuh.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews