Ferdinand Hutahaean Menderita Penyakit Seperti yang Diderita Robin Williams?

Saya menulis ini bukan untuk melakukan pembelaan kepada Ferdinand. Namun untuk mengajak kepada kita semua supaya tidak mudah me-judge seseorang.

Jumat, 14 Januari 2022 | 07:14 WIB
0
321
Ferdinand Hutahaean Menderita Penyakit Seperti yang Diderita Robin Williams?
Robin Williams (Foto: okezone.com)

Waktu Ferdinand Hutahaean mengatakan bahwa cuitan (tweet) nya merupakan dialog antara hati dan pikirannya di tengah perjuangan menjalani penyakit saraf yg dideritanya, saya mempercayainya.

Saya tidak menganggap dia memakai jurus ngeles untuk berkelit terhadap tuduhan ujaran penistaan agama. Saya meyakini bahwa penyakit saraf yang dialaminya berimbas pada gangguan mentalnya yang termanifestasi pada tulisan di twitter itu.

Awam mungkin akan mengatakan penyakit saraf tidak ada kaitannya penyakit jiwa. Tapi dengarkan sekelumit cerita tentang Robin Williams, komedian ternama yang meninggal bunuh diri di tahun 2014. Dia bunuh diri karena penyakit Lewy Body Disease (LBD) yang menderanya.

LBD adalah kerusakan pada saraf (neurons) di otak yang mempengaruhi pikiran (thinking), pergerakan (movement), perilaku (behavior), dan suasana hati (mood).

Awalnya LBD seperti sulit BAB (constipation), sulit kencing, sulit tidur (insomnia), hilang indera penciuman, agak tremor dan mudah stres.

Setelah lebih parah (advanced), paranoia, delusion, gampang lupa, halusinasi akan menghinggapi penderita LBD. Robin Williams terbenam dalam kubangan mental yang dia dan dokter-dokter tidak bisa menolongnya. Dia betul-betul frustrasi.

Semua tes laboratorium hasilnya negatif (normal), kecuali kadar cortisol yang tinggi. Dokter tidak bisa menemukan diagnosisnya. Dokter baru mengkonfirmasi penyakit LBD setelah dia meninggal.

Saya tidak mengatakan bahwa Ferdinand mengalami Lewy Body Disease, tetapi saya meyakini dia menderita gangguan saraf yang mirip dengan LBD ini.

Gangguan saraf yang berimbas pada fungsi kognitif. Jadi, kalo dia menulis seperti apa yang diungkapkannya di twitter tidak bisa diukur dengan nalar orang yang normal. Misalnya dengan nalar bahasa, nalar logika.

Kita juga tidak bisa berkilah bahwa Ferdinand tidak nampak seperti orang dgn gangguan jiwa (ODGJ). Karena pada penyakit LBD yang bersangkutan penampilan luarnya "normal-normal" saja. 

Saya menulis ini bukan untuk melakukan pembelaan kepada Ferdinand. Namun untuk mengajak kepada kita semua supaya tidak mudah me-judge seseorang.

Hidup ini tidak hitam putih. Banyak kemungkinan yang melatari seseorang berbuat sesuatu. Contohnya seperti Robin Williams, kita men-judge kenapa dia terkenal, kaya, bahagia keluarganya, kok bunuh diri?

Baru belakangan setelah dia telah tiada, kita baru tahu tentang LBD yang menderanya bertahun-tahun.

***