PPKM Efektif Menurunkan Kasus Corona

PPKM terbukti ampuh dalam menurunkan kasus corona. Oleh karena itu kita wajib menaati program ini dan lebih sering stay at home.

Minggu, 1 Agustus 2021 | 19:25 WIB
0
140
PPKM Efektif Menurunkan Kasus Corona
Isolasi mandiri (Foto: BBC.com)

Sebagian masyarakat agak kaget ketika durasi PPKM terus diperpanjang. Namun mereka wajib mengerti bahwa tujuannya baik, karena PPKM terbukti menurunkan kasus corona.

Sejak awal juli 2021 di Jawa, Bali, dan sebagian wilayah Sumatera serta beberapa tempat lain terkena PPKM. Pembatasan mikro dilakukan dengan ketat dan ada penyekatan di perbatasan antar kota dan provinsi. Selain itu, jam buka pasar, Mall, dan tempat umum lain dibatasi dengan ketat, meski belakangan ada pelonggaran waktu buka.

Aturan yang ketat selama PPKM membuat sebagian masyarakat shock, tetapi mereka harus mengerti alasannya. Sebelum PPKM diberlakukan, kasus corona makin tinggi, bahkan mencapai 50.000 pasien per hari, sedangkan kita tentu tidak mau terkena penyakit berbahaya ini. Sehingga jalan satu-satunya adalah dengan membatasi mobilitas masyarakat saat PPKM berlangsung.

Presiden Jokowi menyatakan bahwa kasus Covid di Jawa mulai melandai. Dalam artian, PPKM benar-benar berhasil untuk melawan ganasnya corona. Dari data tim satgas Covid, tanggal 24 juli 2021 pasien per hari masih lebih dari 49.000 orang. Sedangkan per tanggal 29 Juli 2021, pasien Covid ada lebih dari 44.000 orang.

Penurunan ini menunjukkan keberhasilan PPKM. Penurunan jumlah pasien terjadi karena saat mobilitas masyarakat dibatasi, otomatis mereka malas pergi keluar kota. Penyebabnya karena jelas ada penyekatan di perbatasan. Sehingga mereka tidak bisa terkena corona dari wilayah zona merah atau menularkan virus Covid-19 ke tempat lain.

Jangan lupakan fakta bahwa banyak OTG yang tidak merasa sakit, tahu-tahu tumbang karena corona. Sehingga jika mereka stay at home akan lebih cepat tanggap ketika pusing dan demam lalu cepat-cepat tes rapid atau swab agar tahu hasilnya.

Lantas mereka akan mencari kamar di RS atau isolasi mandiri selama 14 hari untuk memulihkan kondisi tubuhnya.

Berbeda dengan ketika berada di perjalanan, akan lebih abai pada kesehatan. Namun saat datang, tahu-tahu kolaps dan terancam nyawanya. Oleh karena itu, pembatasan mobilitas saat PPKM memang amat penting untuk mencegah hal-hal seperti ini. Nyawa hanya 1 sedangkan perjalanan bisa dilakukan kapan-kapan.

Presiden Jokowi menambahkan, kebijakan PPKM diambil karena pada akhir juni 2021 di Jawa dan Bali semua wilayah berada di titik merah. Sehingga mau tak mau program ini harus diberlakukan untuk menekan angka kasus corona. Dalam artian, pemerintah bertindak tegas dengan menyetop mobilitas agar tidak ada tragedi yang terjadi gara-gara corona.

Masyarakat sudah legowo ketika PPKM terus diperpanjang (entah sampai kapan), karena mereka mengetahui fakta bahwa program ini bisa menurunkan angka kasus corona di Indonesia. Sehingga mereka tidak nggerundel, bahkan berdemo untuk menentangnya. PPKM dijalani dengan ikhlas, karena kita semua ingin sehat.

Saat menjalankan PPKM level 4 maka masyarakat juga mengiringinya dengan menaati protokol kesehatan 10M, menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan, dan lebih sering berada di rumah saja. Lagipula dari kantor juga menetapkan kebijakan work from home dan anak-anak juga school from home. Mereka paham bahwa semua ini dilakukan agar tidak terkena corona.

PPKM terbukti ampuh dalam menurunkan kasus corona. Oleh karena itu kita wajib menaati program ini dan lebih sering stay at home. Jangan malah nekat menerobos pembatasan hanya karena bosan di rumah. Ingatlah bahwa corona bisa mengintai di luar sana dan virus Covid-19 varian delta lebih berbahaya, karena merupakan hasil mutasi ganda. (Putu Raditnya)

***