Kursi di Ruang Gelap

Satu-satunya hal yang sangat bagus untuknya adalah bagaimana mengeja namanya sendiri dari hati yang telah kehilangan binarnya, hanya debu yang didapat dari kibasan.

Jumat, 8 Mei 2020 | 12:25 WIB
0
411
Kursi di Ruang Gelap
Ilustrasi oleh blackedler

Dia duduk di sana dalam kegelapan, berharap suatu hari nanti ada cahaya akan menghampirinya, dia berada pada sisi waktu terendah, tidak ada yang dapat mengisolasi pikirannya dan tidak mungkin ia akan menemukan apa yang di butuhkan pada garis akhir... 

Dulu ia bebas seperti burung melayang di langit, menukik sambil berkicau ria.

Dulu ia bebas seperti singa mengejar mangsa untuk mahkota harga dirinya, tapi sekarang ia harus bertindak seperti budak yang terikat pada tuan yang serakah. semua tidak ada gunanya, apa pun yang di lakukan, ia terus mendengar suara- suara berisik mengatakan "tidak ada yang akan mengasihimu,tidak ada yang merindukanmu". 

Yang menyedihkan adalah dia mulai percaya bahwa semua jalan hidupnya sudah ditentukan oleh suara gaduh itu. 

Dia berusaha membantu semua orang sementara emosinya terabaikan liar tidak bisa dikontrol.

Dan di satu waktu ia berusaha memutuskan bahwa adalah takdir yang membuat ia mampu melewati garis. tetapi ketika ada yang bertanya kepadanya, dia hanya tersenyum dan berkata bahwa semua baik-baik saja. sepanjang waktu ia memalsukan kegembiraan nya, itu hal terbaik yang dapat dilakukannya dan setiap kali ia menyembunyikan air matanya semakin banyak dan semakin jelas terlihat  awan kelabu di wajahnya.

Tidak ada yang benar-benar tahu betapa buruknya monster itu bersemayam di hidupnya. seperti meletakkan binatang buas untuk beristirahat di samping baringnya, bagaimana dengan mengakui semua sudah selesai??? 

Ia tidak pernah menjadi yang paling cerdas, 

Ia tidak pernah memiliki nilai bagus, 

Ia tidak pernah bermimpi menjadi......ah sudahlah. 

Satu-satunya hal yang sangat bagus untuknya adalah bagaimana mengeja namanya sendiri dari hati yang telah kehilangan binarnya, hanya debu yang didapat dari kibasan. 

Tapi semua akan segera berakhir, yah itu pun jika seberkas cahaya itu menghampirinya, mengajak ia bangun dari kursi dalam ruang gelap itu dan berjalan keluar seperti sang juara dengan piala ditangan kanannya. 

Maukah kamu menjadi cahaya itu?? 

***