Sultan Hamid II adalah Ketua Bijeenkomst Federaal Overleg (BFO). Suatu forum negara federal di bekas wilayah Hindia Belanda, yang notabene adalah negara-negara boneka buatan van Mook.
Menanggapi kabar pengaduan keluarga Sultan Hamid ke Polda Kabar terkait video viral Jenderal AM Hendropriyono, mantan Kepala BIN itu menanggapi dengan tenang dan lugas. Reaksi keluarga Sultan Hamid II dinilainya mengherankan karena sesungguhnya video tersebut dibuat untuk menasihati generasi muda agar memahami sejarah.
“Saya heran kok mereka marah, 'kan saya cuma menunjuk fakta sejarah,” kata Hendropriyono di Jakarta Selasa (16/6/2020).
Reaksi keluarga Sultan Hamid II terkait keputusan Kemensos, c.q. Tim Peneliti Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP), yang menyatakan Sultan Hamid II tidak mememuhi syarat sebagai pahlawan nasional. Hal ini disebabkan oleh fakta sejarah bahwa dia berkomplot dengan Westerling yang membantai 40.000 nyawa di Sulawesi Selatan, pencetus pemberontakan Angkatan Perang Ratu Adil (APRA) yang juga menewaskan Letkol Lembong.
Memang Sultan Hamid II sebagai koordinator tim memenangkan lomba desain lambang negara, berkepala manusia, yang kemudian direvisi menjadi kepala burung garuda. Selain dia, M. Yamin juga memenangkan lomba tersebut. Jadi lambang negara yang sekarang bukan sepenuhnya hasil karyanya.
“Pengakuan keluarga Sultan Hamid II tersebut palsu, bahwa Sultan Hamid II Alkadrie perancang simbol negara burung Garuda, frasa Bhinneka Tunggal Ika juga karangan pujangga Mpu Tantular, bukan karangannya,” tegas Hendropriyono.
Hendropriyono pun memaparkan. Yang paling spektakuler adalah sepak terjang Sultan Hamid II bersama Westerling dan Frans Najoan dalam upaya menjatuhkan Sri Sultan Hamengkubuwono IX pada 1950. Sultan Hamid II dijatuhi hukuman 10 tahun (Tahta Untuk Rakyat Biografi Sri Sultan Hamengkubuwono IX, halaman 97).
Tersebar konspirasi rancangan pembunuhan di Pejambon ini digagalkan sendiri oleh Sultan Hamid II. Padahal yang benar, tentang penggagalan upaya pembunuhan itu adalah pledoi Sultan Hamid II yang ditolak hakim. Hal ini sesuai dengan informasi intelejen yang telah mencium adanya pergerakan, termasuk mondar-mandirnya Westerling di sekitar Pejambon.
“Dia tidak bisa menjawab di pengadilan ketika Sultan Hamid II ditanya hakim alasan dia menyuruh menembak kakinya sendiri, suatu alibi yang dirancang agar tidak ketahuan dia berkomplot dengan Westerling,” kata Hendropriyono.
Kasus ini baru berakhir pada 1958 ketika dia dibebaskan dari tuduhan. Namun, pada 1962 dia dihukum 4 tahun karena tuduhan makar tanpa pengadilan.
Sultan Hamid II adalah Ketua Bijeenkomst Federaal Overleg (BFO). Suatu forum negara federal di bekas wilayah Hindia Belanda, yang notabene adalah negara-negara boneka buatan van Mook era 1945-1949. Tujuan pembuatan negara boneka pimpinan Sultan Hamid ini adalah untuk memperlemah Republik Indonesia di Jawa dan Sumatera.
Berdasarkan data-data di atas, Sultan Hamid II dapat dipastikan tidak memenuhi syarat sebagai pahlawan karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun sesuai UU No. 20/2009.
Ditambahkan oleh Hendropriyono, dia hanya menasihati generasi muda agar tidak buta sejarah. Agar kaum muda tidak salah dalam memahami sejarah. Dalam kaitan dengan Sultan Hamid II, Hendropriyono juga memeringatkan keluarga Sultan Hamid II yang selalu setiap tahun mengajukan Sultan Hamid II Alkadrie agar diakui sebagai pahlawan nasional.
“Saya nasihati mereka agar jangan mengajukannya sebagai pahlawan, dia bukan pahlawan kok,” tegas Hendropriyono.
Soal tuduhan di media sosial rasisme yang dialamatkan kepadanya, Hendropriyono pun menanggapi dengan lugas.
“Mereka menuduh saya sewenang-wenang sebagai rasialis. Bagaimana mungkin saya rasialis. Lha wong banyak saudara saya juga orang Arab,” kata Hendropriyono.
Ditambahkannya, almarhum Hamid Algadrie dia kenal sangat baik dan sangat dia hormati Hamid Algadrie adalah perintis kemerdekaan. Anaknya, Maher adalah sahabat Hendropriyono. Fuad Bawazier sudah seperti saudaranya sendiri. Sadik Alkadrie juara judo nasional binaan Guru Intelijen tersebut. Quraish Shihab sahabat dekatnya yang pernah ada dalam satu kabinet.
“Dari mana ujung pangkalnya menuduh saya rasialis,” kata Hendropriyono terheran-heran menanggapi tuduhan tersebut.
Ninoy Karundeng, penulis.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews