Ketika Pandemi Ramai-Ramai Berjemur

Tapi sayang beribu sayang, masyarakat kita lebih takut kulitnya menjadi hitam atau gelap kalau terkena paparan sinar matahari. Mereka baru peduli kalau sedang sakit atau saat pandemi sekarang ini.

Kamis, 8 Juli 2021 | 06:26 WIB
0
136
Ketika Pandemi Ramai-Ramai Berjemur
Berjemur (Foto: Grid.id)

Berjemur!

Berjemur saat pandemi menjadi kegiatan masyarakat di pagi hari yang ingin mendapatkan vitamin D.Masyarakat menjadi lebih peduli terhadap kesehatannya saat pandemi sekarang ini.Salah satunya dengan berjemur.

Pada dasarnya,baik manusia, hewan dan tumbuhan atau tanaman membutuhkan paparan sinar matahari. Yang membedakan yaitu tingkat kebutuhan terhadap paparan sinar matahari itu.

Tanaman padi atau tanaman sayuran membutuhkan paparan sinar matahari penuh dari matahari terbit sampai terbenam. Justru kalau kekurangan sinar matahari tanaman padi atau sayuran tidak bisa tumbuh dengan baik atau normal. Dan bisa tergangganggu pertumbuhannya.

Tapi ada jenis tanaman hias seperti aglonema atau anggrek hanya sedikit membutuhkan paparan sinar matahari yaitu sinar atau paparan matahari di pagi hari antara jam 7 sampai 9 pagi.Justru kalau kelebihan paparan sinar matahari akan gosong daunya dan bisa mati.Sekalipun sedikit paparan sinar matahari namun sangat diperlukan untuk pertumbuhannya.

Angrek bulan salah satu anggrek yang bunganya sangat indah dan awet mekarnya bisa sampai dua bulan lebih. Anggrek bulan hanya sedkit membutuhkan paparan sinar matahari-kalau kepanasan daunya gosong atau menguning dan tidak akan bisa pulih lagi.

Bagitu juga dengan burung.

Burung juga membutuhkan paparan sinar matahari di pagi hari antara jam 7 sampai jam 10. Kalau lebih dari itu biasanya kepanasan ditandai dengan menggembungkan sayapnya atau bulunya dan bisa merusak bulunya menjadi kusam.

Burung perilakunya kegiatan setiap harinya mirip dengan manusia. Yang dimaksud yaitu burung peliharaan atau dalam kandang atau sangkar. Waktu pagi biasanya burung mandi sendiri atau disemprot. Setelah itu burung mengeringkan bulunya dengan mengibaskan sayapnya sambil berjemur.Habis itu makan dan ngoceh-ngoceh.

Bandingkan dengan rutinitas manusia setiap harinya. Mandi pagi hari, berjemur, sarapan dan ngoceh-ngoceh di medsos. Bedanya kalau burung yang ngoceh yang jantan sedangakan kalau orang biasanya emak-emak atau kaum wanita suka ngoceh di medsos.

Manusia membutuhkan paparan sinar matahari seperti burung. Hanya sebentar antara 15 menit atau 30 menit. Tapi kata ahli konon berjemur yang baik justru di atas jam 10 pagi sampai di atas jam 12 siang. Tapi silahkan dirasakan sendiri lebih enak dan nyaman yang mana. Tubuh manusia sangat sensitif dan bisa merespon dari paparan sinar matahari itu kalau kepanasan atau terlalu panas.

Kalau saya belajar dari tanaman anggrek bulan dan burung. Yaitu suka berjemur di pagi hari.

Sebenarnya, manusia tidak perlu meniatkan atau mengkhususkan berjemur di pagi hari dengan duduk di teras rumah atau di balkon. Orang yang meniatkan atau mengkhususkan berjemur biasanya orang-orang perkotaan yang hidupnya dalam sehari lebih banyak di rumah atau perkantoran. Mereka lebih banyak dalam ruangan ber-AC dan kekurangan paparan sinar matahari. Mereka jarang keluar kantor. Untuk makan pun mereka lewat online.

Beda dengan orang-orang desa yang beraktivitas lebih banyak di luar rumah. Seperti pergi ke sawah atau ladang. Dengan tidak meniatkan atau mengkhususkan berjemur, orang-orang desa sudah cukup terpapar sinar matahari. Malah berlebih. Tandanya kulitnya hitam atau gelap.

Masyarakat perkotaan takut tanganya gelap akibat paparan sinar matahari. Apalagi ada anggapan, gelapnya kulit bisa untuk mengetahui status sosialnya. Beda nya bule yang suka berjemur dan sengaja menggelapkan kulitnya. Supaya dianggap orang kaya yang suka plesiran ke berbagai negara.

Konon menurut penelitian, orang Indonesia atau masyarakat kita banyak yang kekurangan vitamin D yang berasal dari paparan sinar matahari. Padahal sinar matahari berlimpah mulai dari jam 7:00 pagi sampai dengan jam 17:00 sore. Ada penyakit autoimun yang disebabkan kekurangan vitamin D. Dan ternyata lebih banyak diderita kaum wanita.

Tapi sayang beribu sayang, masyarakat kita lebih takut kulitnya menjadi hitam atau gelap kalau terkena paparan sinar matahari. Mereka baru peduli kalau sedang sakit atau saat pandemi sekarang ini.

Hidup sehat adalah pilihan dan tidak bisa ujuk-ujuk atau tiba-tiba berjemur supaya sehat. Pola makan yang sehat juga perlu seperti cukup buah dan sayuran atau daging dan susu. Supaya unsur protein terpenuhi. Olah raga saja males. Berjalan baru seratus meter sudah kelelahan dan megap-megap seperti ikan nila kekurangan oksigen.Gimana mau sehat!

Yuk, ada corona atau tidak-pola hidup sehat perlu digalakkan atau menjadi budaya.

***