Mereka berdua tersenyum. Berpelukan seperti Teletubbies. Guru dan murid yang saling menasehati dalam kebaikan dan dalam kesabaran.
Seorang ustad, berkata bahwa istrinya sudah turun mesin tujuh kali. Maksudnya perempuan itu sudah melahirkan tujuh anaknya.
Rasanya ustad itu perlu belajar kelembutan kata kepada Aa Gym. Agar tidak sembarangan ngomong soal perempuan. Apalagi perempuan itu istrinya sendiri.
Saya yakin, jika Aa mendengar omongan ini. Sang ustad akan dinasehati. "Jagalah hati, jangan kau kotori. Jagalah hati, lentera hidup ini... "
Sebagai seorang pendakwah, pilihan kosa kata mewakili pikiranmu. "Tanggungjawab seorang pria muslim adalah memperlakukan keluarganya dengan baik. Menjaga kehormatannya, " begitu saya ingat nasihat dari Aa.
Istilah turun mesin dalam konteks perempuan melahirkan mungkin biasa dijadikan candaan saat ngobrol di warung kopi pas begadang. Atau obrolan kusir andong ketika menunggu menumpang.
Tapi kalau seorang ustad menyampaikan kata turun mesin sebagai istilah istrinya yang melahirkan. Dan diungkapkan secara terbuka kepada publik. Sebaiknya ustad itu ganti profesi jadi montir.
Seorang montir pasti berpikiran, mobil yang keseringan turun mesin, sudah gak enak lagi dipakai. Onderdilnya sudah bermasalah. "Pokoknya gak enak dinaikin, dah. "
Solusinya gimana? Cari mobil yang baru!
Sepertinya, Ustad itu akan tertunduk dinasehati Aa Gym. Wajahnya lunglai berhadapan dengan seorang kyai besar. Akhlak dan tutur kata lembut Aa Gym membuat dia malu.
"Maaf kan, saya Aa. Saya cuma lelaki biasa. Yang suka dengan mobil baru... "
"Jika kamu anggap perempuan yang melahirkan hanya turun mesin. Sementara kamu dilahirkan oleh seorang perempuan. Apakah kamu ini cuma oli bekas?" sindir Aa.
"Bukan Aa. Saya seorang pendakwah. Bukan oli bekas."
Mendengar jawaban itu, Aa hanya tersenyum penuh wibawa. Aa tidak marah. Sebab, nasihat hanya bisa masuk jika disampaikan dengan kelembutan. "Jangan sok, tahu, " bathinnya.
"Terus apa yang harus saya lakukan Aa? "
"Ya, cari mobil baru... "
Toosss! Mereka berdua tersenyum. Berpelukan seperti Teletubbies. Guru dan murid yang saling menasehati dalam kebaikan dan dalam kesabaran.
"Indahnya, " bisik Abu Kumkum...
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews