Model Kepemimpinan di Indonesia

Memang kesesuaian dengan "mood" rakyat perlu juga diperhatikan oleh para pemimpin model ini, jika mereka menginginkan kepemimpinan mereka berhasil dan negara stabil.

Jumat, 15 Januari 2021 | 15:31 WIB
0
337
Model Kepemimpinan di Indonesia
Herbeth Feith (Foto: Wikipedia.org)

Model kepemimpinan di Indonesia menurut Profesor ilmu politik, Herbert Feith (Indonesianis) dalam bukunya: The Decline of Constitutional Democracy in Indonesia (1962), terbagi dua. Model kepemimpinan solidarity maker dan kepemimpinan administrator.

Seorang pemimpin dari golongan pertama, mungkin saja capable, dalam arti pintar. Tetapi dalalm usaha mengatasi permasalahan pelik yang dialami bangsanya, dia hanyut dalam "semangat" masyarakat.

Yang dipentingkannya adalah aspek acceptability rakyat. Terutama rakyat kecil yang memang mayoritas. Maka, jadilah dia pemimpin yang self-centred, yang senang dipuja dan diagung-agungkan rakyat.

Ujung dari pemerintahannya adalah ketidakstabilan, dengan berbagai indikasi awal.

Pemimpin dengan tipe administrator, berbeda dari tipe pertama. Pada umumnya tidak pintar atau ahli dalam memanipulasi "semangat" rakyat.

Tetapi para pemimpin dalam tipe kedua ini memang benar-benar ahli dalam bidangnya.

Mereka berusaha mengatasi masalah yang dihadapi bangsanya dengan cara-cara yang rasional. Tetapi mereka tidak pintar menarik hati rakyat. Mereka bekerja layaknya "mesin birokrasi" ala Weberian.

Apa yang mereka kerjakan benar, tapi rakyat yang memiliki aneka masalah berat itu, tidak dapat bersabar mengikuti cara dan hasil kerja para pemimpin tipe ini.

Memang kesesuaian dengan "mood" rakyat perlu juga diperhatikan oleh para pemimpin model ini, jika mereka menginginkan kepemimpinan mereka berhasil dan negara stabil.

***