Makan emosional adalah fenomena nyata yang sangat lazim ketika kita merasa stres, tertekan, atau bosan.
Bukti menunjukkan bagaimana perasaan kita memengaruhi perilaku makan kita.
Internet penuh meme tentang kenaikan berat badan selama pandemi COVID-19. Tidak mengherankan: Terjebak di rumah tanpa aktivitas normal dan akses konstan ke makanan dapat dengan mudah menyebabkan makan berlebihan. Di atas kebosanan dan kedekatan dengan makanan, kekhawatiran dan stres yang menyertai pandemi global dapat dengan mudah menyebabkan makan emosional.
Faktanya, ada sekumpulan bukti tentang bagaimana emosi kita memengaruhi perilaku makan kita. Para peneliti telah belajar bahwa makan emosional lebih kompleks daripada yang pernah mereka yakini, dan tergantung pada berbagai variabel yang sulit diukur.
Salah satu hal terpenting yang dipelajari para peneliti adalah makan emosional itu rumit. Tinjauan sistematis awal menetapkan bahwa emosi spesifik individu dan pilihan makanan adalah elemen penting dalam memahami makan emosional, dan bahwa kerahasiaan seputar makan juga merupakan faktor.
Review menemukan bukti bahwa makan emosional terkait dengan obesitas. Secara khusus, ketika peserta penelitian obesitas mengalami emosi negatif, seperti kemarahan, kesepian, kebosanan, dan depresi, mereka makan lebih banyak daripada orang dengan berat badan normal dan dilaporkan bahwa makan mengurangi pengalaman yang mendasari perasaan itu.
Sekarang para peneliti percaya ini mungkin merupakan perilaku yang dipelajari, menurut ulasan yang lebih baru, yang diterbitkan tahun lalu di Current Directions in Psychological Science. Ulasan ini menemukan bahwa orang dapat belajar mengasosiasikan makan dengan emosi dan situasi sosial tertentu.
Ulasan baru-baru ini lainnya, yang diterbitkan pada tahun 2017, menggarisbawahi kompleksitas dalam mempelajari makan emosional.
Para penulis menemukan bahwa emosi positif dan situasi sosial juga terkait dengan makan. (Pikirkan tentang merayakan prestasi dengan makan malam di luar atau hidangan penutup khusus.)
Mereka juga menemukan bahwa berbagai emosi negatif - stres, depresi dan kesedihan, rasa malu dan agresi, dan kemarahan - dikaitkan dengan makan emosional dan khususnya pesta makan. Selain itu, mereka menemukan bahwa emosi negatif ini lebih cenderung mengarah pada pilihan makanan yang tidak sehat. Jenis makan yang emosional dari waktu ke waktu inilah yang akhirnya mengarah pada kenaikan berat badan yang berkelanjutan.
Ini semua membuat pandemi COVID-19 tampak seperti badai sempurna untuk makan emosional. Tetapi sementara itu mungkin benar, penelitian menunjukkan ada langkah-langkah yang dapat kita ambil untuk menghindari makan emosional dan pesta, terutama ketika mengalami emosi negatif.
Dalam sebuah studi baru-baru ini dari Belanda, peneliti mengukur apakah elemen meditasi dapat menyebabkan kurangnya makan emosional atau pesta. Mereka menemukan bahwa komponen tertentu dari meditasi - bertindak dengan kesadaran - menyebabkan makan yang kurang emosional.
Ini berarti lebih memperhatikan keadaan emosional kita dan membuat pilihan makanan sadar ketika kita mengalami emosi negatif. Sebuah tinjauan sistematis 2014 mendukung kesimpulan penelitian: Fokus pada perhatian adalah cara yang efektif untuk mencegah makan emosional.
Akhirnya, sebuah artikel ulasan yang diterbitkan pada 2017 mengevaluasi perawatan dan intervensi yang menargetkan makan emosional. Ditemukan bahwa jenis terapi tertentu - termasuk Acceptance and Commitment Therapy (ACT), Cognitive Behavior Therapy (CBT) dan Dialectical Behavior Therapy (DBT) - menunjukkan janji untuk membantu orang menghentikan atau menghindari makan emosional.
Tinjauan tersebut menemukan kurangnya penelitian yang membandingkan jenis terapi ini, dan menemukan bahwa lebih banyak penelitian akan membantu menentukan jenis terapi mana yang terbaik untuk situasi tertentu.
Pesan yang kita peroleh: Makan emosional adalah fenomena nyata yang sangat lazim ketika kita merasa stres, tertekan, atau bosan.
Tetapi ada beberapa langkah yang dapat kita ambil untuk menghindarinya: Perhatikan perasaan kita; ketika kita merasa kesal, secara sadar membuat pilihan makanan sehat; dan, seperti biasa, jika kita merasa mengalami masalah yang lebih serius, hubungi penyedia perawatan untuk mendapatkan dukungan tambahan.
***
Solo, Kamis, 28 Mei 2020. 5:35 pm
'salam sehat penuh cinta'
Suko Waspodo
antologi puisi suko
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews