resep dokter dan resep masakan sama-sama dinamai resep karena ada perintah untuk mengambil bahan yang diperlukan (recipe).
Ada teman memberikan pertanyaan: Mengapa resep dokter dan resep masakan, meskipun isinya berbeda jauh, sama-sama disebut resep?
Kata 'resep' sebenarnya berasal dari bahasa Latin, yaitu 'recipe'. Recipe adalah kata perintah yang berarti 'ambillah'. Dalam bahasa Inggris diterjemahkan apa adanya menjadi 'recipe', dan dalam bahasa Indonesia menjadi 'resep'.
Asal-usul instruksi memasak dinamai resep adalah dari buku De re coquinana, yang sering juga disebut Apicius. Apicius adalah buku kumpulan instruksi memasak dari masa Romawi. Buku ini merupakan satu-satunya buku masakan klasik yang isinya utuh sampai peradaban modern, karena buku-buku lainnya kebanyakan tidak komplit.
Buku ini ditulis dalam bahasa Latin, dan setiap instruksi memasak untuk masakan berbeda selalu diawali dengan perintah 'recipe'. Maksudnya adalah perintah untuk mengambil bahan-bahan yang diperlukan. Inilah mengapa instruksi memasak kemudian disebut resep.
Apa kaitannya dengan resep dokter? Resep dokter sendiri sebenarnya merupakan komunikasi profesional dokter dengan apoteker terkait pemberian obat bagi pasien.
Resep dokter diawali dengan 'R/' atau 'Rx'. Dua hal itu merupakan simbol untuk kata 'recipe', maksudnya apoteker diperintahkan untuk menyiapkan obat tertentu. Sisanya, sepertinya itu nama obat dan instruksi lain dalam bahasa Latin yang tentu bukan kompetensi dan kewenangan seorang Guru Tanpa Sertipikat.
Jadi, resep dokter dan resep masakan sama-sama dinamai resep karena ada perintah untuk mengambil bahan yang diperlukan (recipe). Namun, sulit juga Pak Guru membayangkan di zaman sekarang ada orang menulis resep makanan dengan diawali 'R/' seperti resep dokter.
Pak Guru Doel Kamdi, Guru Tanpa Sertipikat
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews