Semua modul yang ia sampaikan dalam seminar dirancang sedemikian rupa agar efektif dan disertai penyampaian yang interaktif dan mampu menghidupkan suasana belajar
Sangat Populer di Kalangan Kampus dan Mahasiwa, Global Vibe Inspiration Persiapkan Calon Sarjana Berkualitas Internasional – Karya Inspirasi Indonesia Gelar Seminar Bahasa Inggris di Univeritas Methodist Indonesia
Sabtu (29/06/2019), Universitas Methodist Indonesia, Sumatera Utara menjadi tuan rumah diselenggarakannya perhelatan akbar seminar bahasa Inggris terpopuler di Indonesia yang bernama Global Vibe Inspiration.
Karya Inspirasi Indonesia selaku penyelenggara bersama dengan BEM Fakultas Ekonomi dan Fakultas Ilmu Komputer bekerja-sama dalam mensukseskan para mahasiswa-mahasiswi Universitas Methodist Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
Salah satunya adalah dengan membekali para calon sarjana dengan beberapa skill yang dibutuhkan oleh pasar dunia saat ini yakni kemampuan berkomunikasi Bahasa Inggris.
Jika membahas kebutuhan pasar dunia karir saat ini, maka ada setidaknya 4 kerugian besar apabila seseorang tidak memiliki kemampuan berbahasa Inggris.
1. Mempersempit peluang mendapat pekerjaan yang lebih baik
Secara tidak langsung, minimnya kemampuan berbahasa Inggris bisa menjauhkan kita dari peluang mendapat pekerjaan yang lebih baik. Contohnya, perusahaan asing atau multinasional hanya menerima calon karyawan yang menguasai Bahasa Inggris.
Kalau tidak percaya, buka saja portal-portal informasi lowongan kerja. Tidak hanya perusahaan asing, banyak juga perusahaan dalam negeri yang lebih memilih kandidat karyawan yang bisa berbahasa Inggris.
Makanya, kalau tidak mau mengalami hal seperti ini, asah kemampuan Bahasa Inggris kita dengan baik. Kalau malas belajar, ya akibatnya akan dirasakan di masa depan.
2. Karier mentok
Meski kita sudah bekerja, karier kita bisa terancam mentok tanpa penguasaan Bahasa Inggris yang baik.
Tentu saja Bahasa Inggris menjadi salah satu tolak ukur soal kelayakan seorang karyawan mengemban jabatan tinggi.
3. Jaringan kerja makin sempit
Keterbatasan dalam Bahasa Inggris juga membuat jaringan sosial di dunia kerja kita makin sempit. Padahal, potensi mengembangkan hal itu makin luas mengingat adanya MEA.
Dengan MEA, mudah pastinya untuk berkenalan dengan orang-orang dari luar negeri yang memiliki profesi yang sama dengan kita. Berawal dari kenalan, tidak nutup kemungkinan ada kerja sama yang bisa kita lakukan antara perusahaan kita dan perusahaan tempat dia bekerja.
Kalau tidak bisa Bahasa Inggris, mustahil bisa melakukan hal ini. Mau kenalan saja pasti sudah grogi bukan?
4. Selalu kalah dalam persaingan di dunia kerja
Bagi yang pernah merasakan wawancara kerja, pasti tahu betul kalau HRD biasanya menggunakan Bahasa Inggris saat melakukan sesi wawancara dengan calon karyawan baru.
Di sesi inilah HRD akan meninjau seberapa mahir kita dalam percakapan Bahasa Inggris, sekaligus penggunaan grammar-nya. Dan di sesi ini juga banyak yang sering gagal lantaran kemampuan Bahasa Inggris yang kurang apik.
Bila ada kandidat yang lebih menguasai Bahasa Inggris, kecenderungan mereka diterima pasti akan lebih besar daripada kita. Jelas miris rasanya kalau sudah interview tahap ke sekian, tapi ujung-ujungnya tidak diterima cuma karena tak bisa Bahasa Inggris.
Oleh sebab itu, demi menghindari hal-hal tersebut, para mahasiswa pun dilatih pada seminar dan workshop yang bertemakan “There is I in English” tersebut.
Menghadirkan sosok pemuda inspiratif yang juga berprofesi sebagai Trainer muda yang cukup dikenal di Indonesia bernama Mr. Ilham Saheri, S.Pd., C.APA., ACB., CL. yang berbagi pengalamannya mengenai Bahasa Inggris, mulai dari benci dan tidak cakep berbahasa Inggris sampai bisa lancar dan bahkan membantunya dalam menuai kesuksesan di usia yang relatif cukup muda.
Pembicara merupakan seorang Public Speaker International dan juga Motivator Nasional yang telah melatih lebih dari 70ribu peserta dalam seminar dan pelatihan yang selama ini ia lakukan mulai dari pelajar, mahasiswa hingga para pendidik seperti guru dan dosen di Indonesia.
Ilham Saheri memiliki gelar yang panjang yang mana selain daripada gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dengan IPK Magna Cumlaude yang ia peroleh dengan menempuh jalur akademis, maka sebagian besar gelar lainnya ia dapatkan melalui jalur sertifikasi professional dari beberapa instansi internasional yang berbasis di Amerika Serikat dan Swedia.
Dimana ia telah secara professional tersertifikasi sebagai Certified Attitude Profile Advisor yang merupakan pakar psikologi dan sikap manusia, serta Competent Leadership dalam bidang ilmu kepemimpinan dan Advanced Communicator yang berarti komunikator/pembicara handal.
Oleh sebab itu, semua modul yang ia sampaikan dalam seminar dirancang sedemikian rupa agar efektif dan disertai penyampaian yang interaktif dan mampu menghidupkan suasana belajar yang jauh dari kata monoton dan membosankan selama sesi pelatihan dan seminar berlangsung.
Diminati ratusan hingga ribuan peserta yang selalu menanti-nantikan kehadirannya dalam seminar dan pelatihan yang kerap ia bawakan, kali ini Universitas Methodist Indonesia memiliki kesempatan untuk merasakan pembelajaran training bahasa Inggris berkelas dunia tersebut.
“Learning by Doing” itulah penegasan yang ia paparkan dalam 3 jam sesi pelatihan, dimana para peserta berinteraksi dengan menggunakan bahasa Inggris sesama dan dipandu oleh Mr. Ilham Saheri.
Wahyu Nugroho, S.Pd. dan Siska Damayanti, SS mengatakan bahwa dengan adanya kegiatan ini, diharapkan para mahasiswa lebih dapat mempersiapkan diri lagi dalam menyongsong masa depan yang sukses.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews