Solo – Pada pasien yang akan menjalani tindakan operasi maka tenaga medis akan dihadapkan pada kondisi yang beraneka ragam. Ada yang dimana kondisi pasien sedang mengalami kesadaran composmentis atau normal, pasien yang buruk ataupun pasien yang koma. Disini peran tenaga medis sangat berperan penting terutama kerja sama antar tim di kamar operasi. Kerja sama baik Dokter Spesialis Bedah, Perawat kamar operasi, Instrumen, Clining Service dan Penata Anestesi sangat diperlukan.
Salah satunya adalah tindakan pada pasien yang mengalami gangguan pada pernafasan. Pasien yang menjalani operasi biasanya akan dipasang intubasi, tujuan pemasangan intubasi disini adalah bertujuan untuk membantu pasien yang sedang menjalani operasi karena kondisi yang berat. Disini pasien bisa tetap bernafas ketika sedang menjalani tindakan operasi, mendapatkan anestesi serta pada pasien yang mengalami kondisi yang berat.
Sebelum dilakukan tindakan operasi pasien akan dilakukan pengkajian pemeriksaan jalan nafas diperlukan untuk menganalisis adanya penyulit yang akan dilakukan tindakan intubasi. Pemeriksaan jalan nafas yang tepat dan efektif sangat penting dilakukan untuk meminimalisasi morbiditas serta mortalitas karena pemasangan intubasi dan komplikasinya. Salah satu pemeriksaan yang dapat dilakukan pada penyulit nafas salah satunya yaitu dengan Pendekatan Lemon.
Pengkajian LEMON memiliki arti singkatan yaitu : Look, Evaluate, Mallampati dan Obstruction. Pengkajian ini dilakukan pada pasien yang akan dilakukan pemasangan intubasi dikamar operasi Rumah Sakit.
Pengkajian Look atau artinya dilihat dimana tenaga medis melakukan inspeksi pada jalan nafas pasien, apakah ditemukan adanya penyulit nafas seperti hambatan jalan nafas, ada abnormal pada wajah atau trauma wajah, kemudian pemeriksaan pada mandibula apakah terdapat mandibula kecil, lidah besar, leher pasien pendek atau lebar istilah lainnya adalah bull neck.
Pengkajian Evaluate artinya evaluasi, dimana tenaga medis melakukan evluasi pada pasien dengan rumus yaitu : 3 – 3 -2 bertujuan untuk menilai pembukaan mulut pada pasien atau mouth opening, jarak hiomental dan jarak tiroihoid. Tujuan pengkajian evaluate dilakukan pada pasien yang pada jalan nafas tanpa adanya penyulit. Cara pengukuran jarak hiomental dengan cara meletakkan 3 jari tenaga medis diantara gigi pasien. Apabila pada 3 jari tersebut bisa masuk, maka apabila dipasang alat Laringoskop pada pasien dan pada tuba endotracheal akan sangat mudah serta tidak akan mengalami hambatan. Mandibula disini adalah tulang rahang bagian bawah pada manusia yang fungsinya tempat menempel gigi geligi. Sedangkan tulang Hiohid merupakan tulang yang berbentuk mirip tapal kuda yang terletak disekitar leher antara dagu dan kartilago tiroid. Untuk pemeriksaan evaluate bisa menggunakan jari pasien atau bisa menggunakan jari tenaga medis dikamar operasi.
Pengkajian M yang artinya Mallampati yaitu evaluasi yang dilakukan sebelum dipasang alat Laringoskop pada tenggorokan pasien. Untuk menilai klasifikasi Mallampati dibagi menjadi 4 kelas yaitu : Untuk Kelas I terlihat sebanyak total 4 organ antara lain pallatum durum, Pallatum mole, Seluruh tonsil dan Uvula. Kelas 2 terlihat 3 organ yaitu Pallatum durum, Pallatum Mole dan Uvula. Kelas 3 terlihat 2 organ yaitu pallatum durum dan pallatum mole. Sedangkan kelas I terlihat 1 organ yaitu hanya terlihat pallatum durum saja. Pallatum durum merupakan rongga mulut bagian atas depan, Pallatum mole merupakan rongga mulut bagian atas belakang, Tonsil adalah amandel yang terletik disebelah kiri dan kanan terdapat 2 organ yang pengukurannya menggunakan ukuran T0 – T4. Sedangkan uvula merupakan pita suara bagian atas yang berfungsi mencegah infeksi serta memberikan pelumas pada tenggorokan saat berbicara serta mencerna makanan.
Pengkajian Obstruksi atau obesitas merupakan pengkajian penyulit jalan nafas yang mengevaluasi apakah terdapat sumbatan jalan nafas serta apakah terjadi kelebihan berat badan pada pasien atau oebsitas. Pada pengkajian ini pasien akan dikaji pakah terdapat tanda – tanda sumbatan jalan nafas seperti : Stridor, suara yang tidak jelas atau Hot Potato Voice serta apakah ada kesulitan dalam menelan cairan. Selanjutnya pasien akan dikaji apakah terdapat obstruksi jalan nafas bagian atas pada pasien yang akan menjalani tindakan operasi. Kemudian untuk pengkajian obesitas pasien akan diukur berat badan pasien kemudian dilakukan pemeriksaan IMT atau indeks massa tubuh. Apabila IMT lebih dari 30 pasien mengalami obesitas, dimana pasien akan masuk kategori beresiko mengalami penyumbatan jalan nafas.
Pengkajian yang terakhir adalah Neck yang artinya adalah pengkajian leher. Dalam pengkajian ini maka tenaga medis akan menilai mobilisasi daerah leher yang akan menganggu visualisasi glotis pada saat akan dilakukan pemasangan laringoskopi. Kondisi khusus yang harus dilakukan evaluasi merupakan penggunaan Neck Collar, Ankilosing spondylitis atau arhtritis rematik yang mempengaruhi mobilitas leher. Kemudian untuk lingkar leher juga perlu untuk dinilai. Apabila lingkar leher lebh dari17 inci atau lebih dari 43 cm maka akan beresiko akan menyulitkan visualisasi glottis.
Dosen Spesialis Medikal Bedah Prima Trisna Aji menyampaikan bahwa Pengkajian Lemon sangat penting dilakukan pada pasien yang akan dilakukan pemasangan intubasi dikamar operasi. Karena untuk mengetahui apakah ketika akan dilakukan pemasangan intubasi nanti akan mengalami kesulitan ketika pemasangan intubasi. Kesulitan Intubasi merupakan keadaan dimana intubasi dengan beberapa upaya laringoskopi, manuver dan atau scalpel digunakan oleh seorang dokter ahli yang berpengalaman. Kesulitan intubasi berkaitan dengan ketidakjelasan lapang pandang plica vokalis pada laringoskop dan perlunya penggunaan alat atau teknik khusus. *Red
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews