Di tengah situasi new normal, pemerintah mengajak seluruh warga Indonesia untuk berperan aktif dalam menggaungkan protokol kesehatan guna pencegahan Virus Corona. Memang betul yang menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19 adalah dokter dan tenaga medis. Namun, untuk mengatasi permasalahan yang terjadi saat ini harus dari upaya semua elemen masyarakat termasuk pemuda.
Generasi muda memiliki fungsi sebagai agent of change, moral force, dan control social. Agent of change merupakan hal terpenting yang dibutuhkan saat ini sebagai pemicu terjadinya sebuah perubahan habits untuk kaum pemuda sendiri maupun kaum lainnya, seperti kalangan anak-anak dan orang tua.
Mengutip dari penyataan presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, "Beri aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia". Jangankan makna tersirat, tersurat pun penyataan Bung Karno itu sangat benar dan tepat. Kaum muda memiliki semangat yang luar biasa berapi-api. Tidak ada yang mustahil tercapai bila semangat Pemuda Indonesia berkobar.
Peran pemuda atau yang saat ini dikenal dengan istilah milenial sangat penting di tengah pandemi Covid-19, terutama dalam memberikan informasi dan edukasi kepada orang-orang sekitarnya. Pasalnya, para pemuda zaman sekarang sangat paham teknologi dan juga informasi. Dalam suasana pandemi ini, kaum muda memiliki kapasitas dan kesempatan untuk menciptakan lingkungan dan menyesuaikan diri dalam situasi apa pun, termasuk dalam menerapkan pola kehidupan yang baru untuk menghindari dampak buruk pandemi Covid-19 secara berkelanjutan.
Sosialisasi dan edukasi tentang disiplin menerapkan protokol kesehatan harus terlihat lebih menarik dan jelas, agar masyarakat yang awam dapat dengan mudah mengenal dan memahami kriteria dan dampak virus ini. Tidak hanya ditujukan untuk golongan tua, akan tetapi usia dini juga harus diberikan edukasi tentang hidup sehat. Edukasi yang atraktif mampu melekatkan kebiasan baik pada diri anak. Apalagi anak-anak termasuk ke dalam rentang umur yang rentan terinfeksi Virus Corona.
Peluang pemerintah mengandalkan generasi milenial sangatlah tepat. Pasalnya milenial punya caranya sendiri yang dinilai lebih efektif untuk memberikan informasi yang lebih menarik dengan cara yang mudah dipahami. Selain itu, milenial dinilai dapat lebih berpikir kritis dalam segala situasi, dalam hal ini milenial dapat bersosialisasi dengan baik dan benar di tengah situasi genting seperti sekarang. Memberikan edukasi dengan cara yang menarik kepada masyarakat dinilai penting, agar masyarakat luas menjadi lebih peduli terhadap virus yang tidak boleh sedikit pun untuk diabaikan.
Dilihat dari antusiasme para milenial yang rela melakukan pergerakan secara cepat dalam membantu negara mengusir virus ini, contohnya membuka donasi, membantu pergerakan ekonomi kreatif baik dalam bidang kuliner yang dilakukan melalui pemasaran digital sosial media, maupun bidang sosial yaitu menjadi relawan, dipandang sangat baik dan memberikan contoh yang seharusnya dalam kalangan pemuda. Hal ini tentu membuat sebagian kalangan menjadi melek terhadap isu sosial, mengingat banyaknya masyarakat yang masih menganggap sepele terhadap membantu sesama. Padahal ditengah darurat seperti ini, saling membantu dan menguatkan merupakan hal yang penting, sesuai dengan semboyan Indonesia yaitu Bhinneka Tunggal Ika.
Di dalam makna Bhinneka Tunggal Ika terdapat nilai gotong royong. Tak peduli latar belakang seperti apa, agama apa, budaya mana, keturunan siapa, semua warga Indonesia sudah memiliki sifat gotong royong itu. Hanya saja di saat kondisi pandemi seperti ini, gotong royong perlu dikobarkan kembali. Bersama kita bahu membahu membantu membantu saudara kita yang terdampak Covid-19. Mulai dari dukungan kebutuhan sehari-hari hingga dukungan moral agar bersama pula kita mampu melalui masa pandmi ini dengan selamat.
Peran milenial seperti ini tentu akan menjadi konsentrasi pemerintah dalam membangun Sumber Daya Manusia (SDM) agar menghasilkan bibit unggul bagi negara. Terlebih, Indonesia diperkirakan akan menghadapi bonus era demografi, yang mana membutuhkan banyak sekali bantuan milenial yang cemerlang. Hal ini jangan sampai disia-siakan. Isu-isu yang menyangkut penurunan kualitas SDM bangsa perlu ditepis dan diperbaiki. Mental kudu dibentuk sejak dini agar menjadi insan yang bertanggung jawab di hari kelak.
Berbagai upaya kaum milenial dengan giat menggaungkan protokol kesehatan, seperti tak lupa untuk rajin mencuci tangan sehabis memegang sesuatu, rajin mencuci baju setelah beraktivitas diluar, menggunakan masker, hingga menjaga pola makan yang sehat seperti konsumsi buah dan sayur serta rutin minum air putih sangat bermanfaat untuk membangun kebiasaan sehat dikemudian hari. Jika hal tersebut rajin dilakukan selama new normal, semua akan berjalan dengan baik dan cepat mencapai tujuan.
Dilihat dari manfaatnya, new normal tentu solusi yang tepat dan cerdas demi masa depan bangsa. Oleh karena itu sebagai warganet, kita harus bersatu, disiplin jalankan protokol kesehatan selama new normal sebagai sikap patriot menghadapi tantangan demi keberlangsungan bangsa.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews