Kekurangan vitamin D yang berasal dari paparan sinar matahari bisa menyebabkan berbagai macam penyakit kelas berat atau menyebabkan autoimun.
Berjemur, dalam bahasa Sunda disebut moyan, mungkin kata ini menjadi sering didengungkan setelah menyebarnya wabah atau virus corona. Orang-orang yang tadinya malas atau tidak berjemur, sekarang mulai berjemur. Kata Mang Kabayan, mimiti moyan.
Setiap makhluk hidup, apakah itu hewan, tanaman atau manusia sangat membutuhkan sinar sang surya atau matahari. Hanya kebutuhan sinar matahari itu berbeda-beda.
Untuk tanaman seperti padi, sayuran, cabe, tomat dll atau tanaman buah-membutuhkan sinar matahari penuh dari pagi sampai terbenamnya matahari. Ada juga tanaman atau bunga yang hanya sedikit atau hanya memerlukan 30% sinar matahari. Seperti tanaman jenis anggrek bulan, dendro, vanda, cattleya dan tanaman hias seperti Aglaonema. Kalau kebanyakan sinar matahari malah gosong dan layu.
Burung berkicaupun juga perlu dijemur di pagi hari, kalau tidak-akan mudah terkena penyakit dan tidak mau berkicau atau ngoceh.
Begitupun manusia juga perlu paparan sinar matahari untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuhnya. Akan tetapi manusia hanya sedikit memerlukan sinar matahari. Ada yang 10 menit, 15 menit atau 30 menit dan waktunya antara jam 07.00 sampai dengan 09.00.
Kekurangan vitamin D yang berasal dari paparan sinar matahari bisa menyebabkan berbagai macam penyakit kelas berat atau menyebabkan autoimun yaitu sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat.
Untuk negeri tercinta ini paparan sinar matahari sangat melimpah. Hanya terkadang orang-orang kurang peduli terhadap kesehatannya dan dianggap remeh. Baru kalau terkena penyakit,menyadari akan pentingnya berjemur di pagi hari.
Apalagi ketika kerja di perkantoran yang suhu udaranya cukup dingin karena AC, bahkan dari masuk kerja sampai dengan pulang kerja, badan tidak pernah terpapar sinar matahari, lama kelamaan bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Tanaman atau tumbuhan saja kalau kurang sinar matahari juga menjadi layu dan mati. Tetapi kebanyakan sinar matahari juga bisa menyebahkan layu dan mati juga. Tergantung jenis tanaman atau tumbuhannya. Burungpun juga begitu, kalau terlalu lama menjemur malah merusak bulunya. Tetapi ada juga burung yang tahan dijemur sekalipun matahari sangat terik, seperti burung Beranjangan dan Decu.
Masyarakat kita sering menghindari paparan sinar matahari dengan alasan takut kulitnya hitam atau merusak kulit. Apalagi di negeri ini gelapnya kulit bisa untuk mengetahui status sosial seseorang. Semakin hitam atau gelap kulitnya dianggap status sosialnya rendah. Semakin bersih dan putih kulit dianggap statusnya sosianya borjuis.
Berbeda dengan orang Eropa atau bule yang suka berjemur kalau melancong ke Indonesia dengan maksud menghitamkan kulitnya. Mengapa bule suka berjemur dan sengaja melegamkan atau menghitamkan kulitnya? Karena ada anggapan atau pandangan di masayarakatnya kalau kulitnya hitam itu tandanya suka melancong/piknik dan yang suka melancong tandanya orang berduit atau kaya. Jadi kebalikannya dengan masyarakat kita.
"Rogo diragati" maksudnya raga harus dijaga dan dirawat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews