Ekonomi mudah dipulihkan, tapi nyawa tak bisa dikembalikan. Virus Corona bisa menulari siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Tidak ada satu pun orang yang kebal dengan virus Corona.
Mulai hari ini, Jumat, 24 April 2020, seluruh angkutan massal tidak boleh beroperasi. Pesawat terbang komersial dilarang mengudara hingga 1 Juni 2020. Kereta api tidak mengangkut penumpang hingga akhir Mei 2020. Bus-bus reguler dilarang mengangkut penumpang lintas provinsi. Kapal penumpang pun dilarang beroperasi karena menjadi media persebaran virus Corona hingga ke lintas pulau.
Sejak pandemi virus Corona Februari 2020 lalu, okupansi atau orang-orang yang menginap di hotel turun drastis. Ini terjadi di semua tipe hotel, dari bintang tiga hingga lima. Tidak ada acara apa pun yang mengundang massa.
Mobilitas masyarakat dibatasi karena virus Corona menyebar melalui sentuhan dan percikan bersin. Otomatis roda kehidupan terganggu. Pada akhirnya, pelan tapi pasti, krisis ekonomi mulai terasa.
Coba kita pikirkan dengan kepala dingin. Betapa dahsyatnya pukulan ekonomi yang harus ditanggung oleh perusahaan-perusahaan transportasi. Perusahaan maskapai penerbangan harus menanggung biaya perawatan pesawat dan operasional. Pemilik perusahaan otobus dan pelayaran harus mengandangkan semua armadanya.
Angka kerugian di sektor ini saja sudah bikin kalkulator tidak bisa memuat angkanya. Dan itu terjadi di semua sektor.
Sebagai warga negara yang baik, kita tentu tidak boleh berpangku tangan. Inilah saat yang paling tepat untuk berjihad demi menegakkan negara. Jihad sesuai kapasitas masing-masing.
Bagi kaum intelektual, ini adalah saat yang tepat untuk menunjukkan ilmunya. Bagi hartawan menjadi waktu terbaik untuk menjadi dermawan. Bagi masyarakat awam menjadi saat yang paling tepat untuk berbakti kepada bumi pertiwi seraya patuh terhadap himbauan pemerintah. Dan bagi netizen dan pegiat media, ini adalah waktu terbaik untuk memotivasi masyarakat bahwa kita pasti bisa melawan virus Corona.
Hingga hari ini, pandemi Covid-19 di Indonesia masih relatif sedikit dibandingkan negara-negara maju. Di Amerika Serikat, ada hampir 50.000 orang meninggal akibat Corona, ada hampir 3.500 kematian per hari, dan ada hampir 1 juta orang yang dinyatakan positif terjangkit Corona.
Kita tentu tidak mungkin menyerahkan penanganan Covid-19 ini hanya kepada pemerintah. Sangat terlalu berat. Bahkan negara-negara maju yang didukung sarana dan prasarana maju pun kewalahan, apalagi Indonesia yang memiliki lebih dari 270 juta jiwa dan 17.000 pulau.
Kita telah banyak menikmati fasilitas hidup dari negara. Jalan-jalan bagus. Listrik tersedia. Biaya hidup terjangkau. Keamanan terjamin. Pendidikan murah, bahkan gratis. Dan beragam fasilitas hidup lainnya.
Saat ini, negara butuh kita dan kita harus jadi negarawan. Mari kita tunjukkan kepedulian terhadap sesama. Kita ulurkan tangan kepada orang-orang terdekat yang kesulitan hidup akibat terdampak wabah Corona.
Mari kita patuhi himbauan dokter agar menaati protokol kesehatan karena obat Covid-19 belum ditemukan. Jaga jarak dalam segala bentuk, rajin cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, dan selalu memakai masker dimana pun berada adalah bentuk dukungan yang paling mudah dilakukan.
Ingat baik-baik, ekonomi mudah dipulihkan, tapi nyawa tak bisa dikembalikan. Virus Corona bisa menulari siapa pun, kapan pun, dan dimana pun. Tidak ada satu pun orang yang kebal dengan virus Corona.
Artinya, kita sama-sama memiliki potensi tertular dan menularkan virus Corona itu. Sebelum terlambat, mari kita mencari selamat.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews