Hoax ini membuatnya takut dan cemas sehingga mampu menembus ketahanan nalarnya. Apalagi katanya beliau pernah membaca sebuah jurnal, entah di mana.
Dear all, sebenarnya saya sudah lama mendengar stupid rumour yang menyatakan bahwa berenang bisa menyebabkan kehamilan. Sejak lama saya sudah dengar ketika saya masih kecil dan suka berenang dulu. Tapi itu beredar di antara orang-orang yang memang mudah sekali dibodohi dengan berbagai rumor dan isu tak berdasar.
Rumor ‘hamil karena berenang’ ini tidak berkembang karena memang tidak pernah ada kasus. Jadi ini benar-benar ‘total hoax’. But it’s there… Masyarakat yang mendengar rumor ini akan berada di antara dua pilihan, memercayainya atau tidak. Tapi karena tidak pernah mendengar kasus adanya wanita yang hamil karena berenang maka mereka melupakannya.
Yang menyebabkan saya seperti dihantam palu adalah fakta bahwa ternyata ‘total hoax’ ini masih hidup dan bahkan dipercayai oleh seseorang yang berpendidikan tinggi, menjabat sebagai pejabat public, bergaul luas, dan memiliki akses terhadap ilmu pengetahuan. Bagaimana mungkin seseorang dengan profil seperti beliau bisa terpapar oleh a total stupidity on hoaxes like this?
Dugaan saya adalah bahwa masyarakat kita memang sudah tenggelam dalam lautan shits of hoaxes dan sudah tidak mampu lagi menggunakan nalarnya untuk menyaring mana berita atau hal yang benar dan mana yang salah. Mereka bahkan sudah menyerah dan tidak peduli lagi apakah lautan informasi yang mereka terima itu penuh kebohongan atau tidak.
Mereka tidak lagi peduli apakah sebuah informasi itu benar atau salah tapi apakah informasi tersebut sesuai dengan persepsi atau identitas mereka atau tidak.
Jadi mengapa beliau percaya pada hoax ‘hamil karena berenang’?
Perkiraan saya adalah bahwa hoax ini membuatnya takut dan cemas sehingga mampu menembus ketahanan nalarnya. Apalagi katanya beliau pernah membaca sebuah jurnal, entah di mana. Tanpa mengecek lagi apakah benar ‘jurnal ilmiah’ itu benar-benar jurnal ilmiah ia langsung menyerah pada prasangka dan kecemasannya.
Rasa takutnya akan kemungkinan benarnya sebuah rumor yang beredar membuatnya menyerah dan memilih memercayainya ketimbang mencari tahu lebih jauh. Seseorang dengan pendidikan yang tinggi, bergaul luas, menjabat sebagai pejabat public, punya akses terhadap informasi, TUMBANG OLEH HOAX. Celakanya ia kemudian menyebarluaskan ‘total hoax’ ini.
Dan orang-orang seperti beliau ini SANGAT BANYAK di Indonesia. Mereka dengan mudah menyerah pada rumor atau berita yang tidak terverifikasi dengan alasan klasik JAGA-JAGA dan KITA PERLU WASPADA.
Now I’m really worried…
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews