Pergerakan mudik terbatas tidak hanya menyelamatkan korban ekonomi Covid 19, tapi juga menggerakkan perekonomian. Karena ada pergerakan uang karena konsumsi domestik.
Ini contoh yang sejak awal kita inginkan bagaimana mereka yang terkena PHK dan kehilangan penghasilan di kota-kota urban bisa mudik. Tanpa harus berjuang kucing-kucingan dengan petugas. Yang tanpa belas kasihan langsung suruh mereka putar balik tanpa menghiraukan maksud mereka nekat pulang. Pokoknya aturan.
Pemda Bali membekali 20 pemudik asal Pati, Kudus dan Pemalang dengan surat jalan yang menyatakan mereka bebas Covid 19.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali, selaku Sekretariat Gugus Tugas Penanggulangan COVID-19 Provinsi Bali telah membuatkan mereka Surat Keterangan Jalan berstempel basah, yang menyatakan bahwa mereka memang pulang karena di-PHK.
Bupati Pati sebagai kepala Gugus Tugas Covid 19 di daerahnya membolehkan 17 dari mereka turun dan ditest dan hasilnya negatif.
Meskipun demikian, mereka harus menjalani karantina 14 hari. Hal yang sama juga akan berlaku untuk dua orang warga Kudus, tujuh orang warga Demak, satu orang warga Karanganyar, satu orang dari Pemalang, dan satu orang lagi berasal dari Sragen.
Kebijakan dan pengertian para kepala daerah yang nota bene adalah ketua Gugus Tugas Penanggulangan Covid 19 patut di apreasiasi.
Bahwa mereka tahu bagaimana memperlakukan orang dari daerah asalnya. Dan juga paham bahwa warga daerahnya menjadi beban kota tempat mereka bekerja.
Improvisasi demikian menjadi bukti kebijakan learning by doing yang berhasil. Yakni meminimalkan mereka yang sehat tapi terdampak ekonominya.
Ini merupakan bukti bahwa jika ada kemauan maka selalu ada jalan.
Bagaimana menolong mereka yang di PHK dan kehilangan penghasilan bisa pulang kampung. Tidak keleleran di jalan atau ditampung bersama gelandangan.
Tidak kelaparan karena tidak mendapat bansos karena data pusat maoun daerah amburadul hingga tidak bisa menjangkau mereka.
Dan yang terpenting, mereka aman bersama keluarganya lagi.
Apa yang dilakukan Pemda Bali diharapkan bisa diikuti oleh kota-kota urban lainnya, termasuk di Jakarta, ttanpa mengabaikan protokol PSBB dan syarat lainnya.
Pergerakan mudik terbatas tidak hanya menyelamatkan korban ekonomi Covid 19, tapi juga menggerakkan perekonomian. Karena ada pergerakan uang karena konsumsi domestik.
Pendulum kebijakan Covid 19 yang learning by doing akan bergerak ketengah. Aspek kesehatan dan pertumbuhan ekonomi sama-sama mendapatkan porsi yang besar.
Terima kasih Bali. Terima kasih Pati.
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews