Setelah melalui proses penyaringan yang ketat akhirnya tersaring sebanyak 93 peserta dimana selanjutnya peserta akan dilanjutkan dengan test seleksi Wawancara dan Ujian Microteaching bagi Dosen.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan tenaga pengajar atau dosen di Universitas Muhammadiyah Purwokerto. Universitas Muhammadiyah Purwokerto mengadakan seleksi dosen dan tenaga kependidikan secara maraton. Kurang lebih sebanyak 2013 peserta dosen dan tenaga kependidikan lolos seleksi administrasi yang kemudian peserta akan dilakukan test seleksi TOEFL dan Test Kemampuan Umum (TIU). Sedangkan tenaga kependidikan dilakukan seleksi test Komputer dan TIU.
Setelah melalui proses penyaringan yang ketat akhirnya tersaring sebanyak 93 peserta dimana selanjutnya peserta akan dilanjutkan dengan test seleksi Wawancara dan Ujian Microteaching bagi Dosen. Sedangkan untuk tenaga kependidikan dan Laboran dilakukan test Wawancara dan Praktek. Setelah melewati fase seleksi yang panjang tepatnya hari jumat pada tanggal 25 Februari 2022 tersaring sebanyak 9 Dosen terpilih menjadi Dosen Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Formasi dosen tersebut antara lain : Dosen Pendidikan Sejarah, Dosen Psikologi, Dosen Farmasi, Dosen manajemen Informasi kesehatan, Dosen Tekhnologi Radiologi Pencitraan, Dosen Tekhnik Rekayasa Elektro Medis dan Dosen Keperawatan Anestesiologi. Salah satu jurusan D4 Keperawatan Anestesi merupakan salah satu jurusan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang membutuhkan satu dosen pengajar untuk mendukung proses belajar dan mengajar di prodi tersebut. Sedangkan total dosen pada PDDIKTI dosen D4 Keperawatan Anestesiologi sudah sebanyak 9 dosen pengajar.
Universitas Muhammadpiyah Purwokerto sendiri merupakan salah satu Universitas terbesar dikota Purwokerto yang memiliki konsep kampus modern dan Islami yang sudah meluluskan mahasiswa yang berprestasi baik dilingkup nasional maupun Internasional.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews