Pemudik Gadungan [7] Epik Ramayana Abadikan Kisah tentang Keragaman Genetika

Dalam kosmologi Hindu, dunia adalah kesatuan laki-laki dan perempuan atau lingga-yoni. Konsep ini diabadikan dalan relief-relief dan bangunan.

Jumat, 14 Juni 2019 | 09:01 WIB
0
669
Pemudik Gadungan [7] Epik Ramayana Abadikan Kisah tentang Keragaman Genetika
Penulis dan Rahwana (Foto: Dokumentasi pribadi)

Laporan Hari Ketujuh, 5 Juni 2019

Rahwana menculik Dewi Sinta karena tertarik dengan kecantikannya. Rama, pasangan Sinta mengirim Hanoman yang digambarkan sebagai kera berwarna putih untuk mencari tahu di mana Sinta setelah diculik. Rahwana yang ditampilkan sebagai raksasa buruk rupa dan berkulit gelap mencoba membujuk Sinta agar mau menikah dengannya, namun Sinta menolak.

Akhir kisah, terjadilah perang antara kubu Rama yang berparas elok dan dibantu Hanoman dengan kubu Rahwana yang berkuasa di Alengka.

Menurut David Reich dalam bukunya yang berjudul "Who We Are and How We Get Here", kisah Ramayana ini adalah bagian dari kisah keragaman genetika di India. Rama adalah wakil dari Ancestral of North India (ANI) yang satu akar dengan manusia Eropa hari ini. Sementara Rahwana adalah Ancestral of South India.

India adalah kisah saling kawin-mawin dua kelompok genetik, berkelindan dengan kasta-kasta yang masih bertahan sampai hari ini. Semakin tinggi kasta seseorang, semakin kental genetika ANI-nya. Kekentalan genetika ini terpelihara selama ribuan tahun karena praktik endogami atau menikah hanya dengan kasta yang setara.

Lalu bagaimana dengan Hanoman?

Nah, seorang teman saya yang berasal dari Bengal, India, menyebut, Hanoman adalah wakil dari etnis-etnis minoritas yang tinggal di pegunungan Himalaya. Seperti halnya pernah terjadi di Australia sampai awal abad 20 di mana suku Aborijin tidak dianggap sebagai manusia, etnis-etnis minoritas di pegunungan India ini juga sampai pertengahan abad 20 tidak masuk dalam kategori "manusia" di India karena mereka berada di luar kasta. Jelas, kata teman ini, Hanoman bukan monyet.

Baca Juga: Pemudik Gadungan [1] BBM Menipis, Jantungpun "Empot-empotan"

Dan epik Ramayana mengabadikan kisah keragaman genetika ini menjadi cerita klasik pertarungan dua kubu genetika manusia di India. Ribuan tahun berlalu, seiring modernitas, dua kelompok besar genetika ini terus membaur, kasta-kasta semakin mencair.

Epik Ramayana ini yang kami saksikan dalam bentuk Sendratari Ramayana di Prambanan di malam Lebaran pertama. Istri dan anak saya sepertinya sangat menikmati sendratari ini, sementara saya susah payah menahan kantuk menikmati pertunjukan selama dua jam.

Dan menariknya, usai menonton, istri saya malah sebal dengan tokoh protagonisnya, Sri Rama. "Dia ketika sudah membebaskan Sinta kok malah meragukan kesuciannya dengan memintanya dibakar," kata dia.

Saya pun setuju. "Malah lebih gentle Rahwana ya. Dia minta baik-baik agar Sinta mau menikah dengannya. Sintanya saja tak mau," kata saya terkekeh.

Tak usah kaget dengan versi kita ini. Di Sri Lanka, protagonis dalam kisah ini juga bukan Sri Rama melainkan Rahwana. Jika di sini Rama adalah protagonis, itu tanda yang membawa kisah ini ke tanah air adalah para keturunan Rama itu sendiri.

Dalam kosmologi Hindu, dunia adalah kesatuan laki-laki dan perempuan atau lingga-yoni. Konsep ini diabadikan dalan relief-relief dan bangunan. Sebelum menonton sendratari, kami menyaksikan konsep ini diabadikan di Candi Ijo yang terletak beberapa kilometer di selatan Candi Prambanan.

Di candi utama yang berdiri paling atas, di dalamnya terdapat bangunan batu yang menggambarkan lingga dan yoni. Kesatuan lambang alat kelamin laki-laki dan perempuan ini yang menopang dunia. Konsep ini juga pernah kami saksikan di Candi Sukuh, sehingga ketika dulu berkunjung ke sana, ada teman yang celetuk, apakah saya dan istri ingin punya anak lagi karena mitos yang berkembang adalah candi-candi ini melambangkan kesuburan.

Dan bukankah ini tema yang pas untuk petualangan hari pertama Lebaran ini? Suami, istri, dan anaknya. Keluarga.

(Bersambung)

#Mudik2019 #PemudikGadungan #Yogya #Semarang

***

Tulisan sebelumnya: Pemudik Gadungan [6] Besuk Seorang Kawan Demonstran di LP Wirogunan