MALANG - Sabtu (04/03/2023) Lapas Kelas I Malang Kanwil Kemenkumham Jatim meningkatkan Kegiatan Bimbingan Kerja Pangkas Rambut (Barbershop) yang tidak kalah dari pemangkas rambut profesional di luar, karena tukang pangkasnya memang profesional dikalangan masyarakat, sehingga kemampuannya tidak diragukan lagi.
Tenaga-tenaga terampil dari Warga Binaan Lapas Kelas I Malang yang sudah mendapatkan pelatihan kemandirian ditambah dengan kondisi tempat yang nyaman dan asri membuat setiap pengunjung yang datang untuk memotong rambut atau sekedar merapikan kumis dan jenggot semakin nyaman dan betah untuk berlama-lama disana tanpa kebosanan.
Ada 3 WBP sebagai Eksekutor BarberShop salah satunya yakni Tony Agung Selaku Tamping Barbershop, mengatakan kalo setidaknya ada 12 sampai 17 orang perhari datang untuk memotong rambutnya.
Keterampilan ini merupakan keterampilan yang memberdayakan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) Lapas Kelas I Malang yang memang sebelumnya memiliki keterampilan untuk memangkas rambut dan disertai pelatihan.
Rudi Effendi Petugas Pembina mendukung keterampilan ini selain sebagai wujud pembinaan di Lapas, keterampilan ini juga berfungsi untuk mencukur rambut WBP yang mulai berantakan dan tidak terurus.
“Kami sebelumnya sudah melaksanakan pelatihan bagi Warga Binaan Pemasyarakatan yang bisa memangkas rambut dan hasil dari pelatihan itu kami bisa mengembangkan tempat untuk potong rambut bagi WBP,” ucap Rudi Effendi.
Lembaga Pemasyarakatan/ Lapas Kelas I Malang adalah salah satu pilot project Lapas Industri dan Zona Integrasi (ZI)Wilayah Bebas dari Korupsi / Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBK/WBBM) Unit Pelaksana Teknis/ UPT Pemasyarakatan di seluruh Indonesia. Perbaikan terus menerus dilakukan di Lapas Kelas 1 Malang ke arah yang lebih baik untuk pelayanan pada Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) maupun Masyarakat.
L'SIMA PASTI APIK !
(HUMAS LAPAS KELAS I MALANG)
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews