Sebelum Naik ke Surga, Apa yang Yesus Kerjakan di Dunia?

Inilah iman yang benar, bukan hanya percaya Yesus mati di kayu salib, bangkit pada hari ketiga dan naik ke surga, tapi selama hidup tak berbuat apa-apa untuk kemuliaan dan pekerjaan Allah di bumi.

Jumat, 22 Mei 2020 | 12:33 WIB
0
431
Sebelum Naik ke Surga, Apa yang Yesus Kerjakan di Dunia?
ilustrasi pixabay

Kita tentu tahu bahwa manusia dirancang secara khusus dan istimewa. Kejadian 1:26 dan kejadian 2:7 mencatatnya demikian:

"Manusia dirancang menurut gambar dan rupa Allah, seperti Allah sendiri tapi bukan Allah, tetap ciptaan, maksudnya menjadi anak-anak Allah: like father like son."

Roh manusia berasal dari Allah sendiri. Ketika Allah menghembuskan roh ke dalam diri manusia, maka unsur-unsur Allah masuk juga ke tubuh manusia. Maka manusia punya pikiran, perasaan dan kehendak. Itulah keagungan manusia.

Manusia bukan mahluk biologis yang di-remote control oleh Allah. Supaya manusia bisa memutuskan hidup macam apa yang akan diambilnya.

Ketika manusia diciptakan, Allah berfirman berkuasalah atas seluruh bumi. Jadi "managernya" bumi. Seandainya manusia tidak jatuh dalam dosa, tentu manusia yang menguasai bumi. Tapi untuk kemuliaan bapa di sorga, bukan kemuliaannya sendiri.

Tuhan menempatkan manusia di taman eden. Ada pohon ditengah-tengahnya yang ditaruh Tuhan, lalu Allah berfirman, "Jangan kamu makan buah itu nanti kamu mati!" Kalimatnya jelas dan dapat dimengerti oleh oleh Adam dan Hawa. Tuhan sengaja taruh pohon itu disitu agar manusia teruji. Mau taat sama Tuhan atau tidak.

Setelah itu kita semua tahu bahwa kisah itu memiliki fragmen atau kelanjutan cerita yang tragis: Hawa memakan buah itu, manusia jatuh ke dalam dosa! Salahnya apa sih Hawa ini, sudah Tuhan bilang jangan kamu makan nanti kamu mati, kok malah dimakan? Dalam analisa sederhana Hawa berkompromi dengan si ular yang adalah personifikasi dari iblis.

Ular berkata pada perempuan, "Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?" Jika kita membaca dengan lebih teliti Benarkah Allah berkata demikian? Tidak! Ular memplesetkannya.

Kejadian 3:3 berkata, "tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Allah berfirman: Jangan kamu makan buah itu nanti kamu mati!" Sementara si ular berkata,"Tentulah Allah berfirman: semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?"

Baca Juga: Apa Hukum Terutama yang Harus Dilakukan Orang Kristen?

Allah tidak pernah melarang Adam dan Hawa untuk memakan buah yang lain, kecuali buah yang ada ditengah-tengah taman.

Lalu Hawa menjawab si iblis," buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada ditengah-tengah taman, Allah berfirman: jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati."

Di sini Hawa kembali teledor mengingat perintah Allah. Benarkah Allah bilang begitu? Teliti ya.. tidak! Hawa menambahinya.

Allah tidak pernah berkata bahwa meraba buah itu akan mati, yang Allah katakan adalah, "Jangan kamu makan buah itu nanti kamu mati!"

Tetapi Ular menjawab, "Sekali-kali kamu tidak akan mati!" Ular bohong. Ular ini jelas menentang Tuhan.

Nah, kesalahan Hawa adalah, lalu dia melihat buah pohon itu dan berpikir buah pohon itu kelihatannya baik. Baik untuk dimakan, sedap kelihatannya, lagi pula pohon itu tampak menarik. Ini kita bicara tentang keinginan, si Hawa punya keinginan, lalu dimakanlah buah itu.

Inilah kejadian paling tragis dalam kehidupan manusia: manusia jatuh dalam dosa. Adam dan Hawa diusir dari Eden. Inilah yang dalam kekristenan dikatakan kematian pertama, di mana manusia terpisah dari Allah.

Sejatinya manusia dirancang bukan seperti itu. Manusia dirancang untuk mengikuti kemauan Tuhan, bukan kemauan diri sendiri.

Apa itu keselamata? Keselamatan menurut Tuhan Yesus. Jatuhnya manusia ke dalam dosa membuat Tuhan Yesus mati di kayu salib supaya dosa ditebus, ini namanya anugerah, tidak melibatkan peran manusia sama sekali. Cuma-Cuma. 

Allah yang memulai proyeknya. Itu sebab dalam iman kristen diyakini bahwa tidak ada jalan keselamatan di luar nama Yesus. Artinya hanya Yesus lah satu-satunya jalan untuk ke surga. Sebab penghukuman atas dosa telah dinyatakan lewat daging dalam kehidupannya saat turun ke dunia.

Yesus sendiri adalah Allah yang menjelma menjadi manusia. Sehingga Dia adalah pribadi yang unik, karena memiliki dwinature dimana Dia adalah seratus persen manusia dan seratus persen Allah. Mengapa demikian? Karena dosa hanya bisa ditebus oleh pribadi yang tidak berdosa sama sekali.

Tentu menebus dosa manusia adalah puncak pelayanan Yesus di bumi, tapi selama kurang lebih tiga setengah tahun pelayanannya Yesus juga mengerjakan hal-hal lain.

Seperti memberitakan kebenaran, meluruskan pemahaman orang Yahudi tentang hukum taurat, menyembuhkan banyak orang melalui mujizat. Yesus juga mengajar di bait Allah, dan juga menegur dosa. Lalu dia ditangkap dan kemudian disalibkan di bukit Golgota. Di atas kayu Salib pekerjaan penebusan dosa diselesaikan oleh Yesus.

Setelah Yesus bangkit dan terangkat ke surga diapun menurunkan roh kudus di dalam diri orang percaya. Sehingga kiranya orang yang percaya dalam namaNya dimampukan untuk melakukan kehendakNya.

Baca Juga: Kenapa Orang Kristen Tidak Boleh Menyerang Keimanan Orang Lain?

Namun kadang terjadi kesalahpahaman. Kalau dosa orang percaya sudah ditebus dan diampuni berarti orang kristen boleh dong berbuat dosa? Sama sekali tidak. Justru kalau ada orang yang percaya Yesus tapi terus berbuat dosa atau berbuat jahat, maka berarti dia bukan orang beriman. Mari kita cek bagaimana keselamatan menurut Yesus.

Ada sebuah tulisan bunyinya begini: seringkali manusia saat ditanya apakah sehat selalu menjawab dengan jawaban ya saya sehat. Ia merasa sehat padahal tidak pernah check up, pola hidupnya sembarangan dan malas berolahraga. Tapi kalau ditanya sehat? Sehat! Tahu dari mana? Yakin! Pakai keyakinan.

Yang terjadi pada umumnya itu begitu. Sampai suatu hari didapati ternyata ada penyakit mematikan dalam dirinya. Dan biasanya stadiumnya sudah mendekati akhir dan itu sangat berbahaya. Coba dari dulu dia rajin check up dan rajin olahraga serta mengubah pola hidup tentu penyakit itu tidak akan dialaminya.

Sama dengan orang yang merasa sudah selamat, padahal belum hidup kudus seperti yang Tuhan inginkan. Padahal hidupnya belum sesuai dengan yang Tuhan inginkan, masih sering melanggar perintah Tuhan dan hidup dalam dosa. Padahal dia malas belajar firman Tuhan, padahal dia pelit, padahal dia penuh kebencian terhadap sesamanya dan padahal-padahal yang lain... tapi bisa ya merasa selamat.

Karena kristus mati di kayu salib katanya. Seolah-olah benar ya.T api jangan pakai pikiran sendiri. Kita harus pakai Alkitab. Nah Pertanyaannya sekarang, memangnya perbuatan baik dan menjaga kesucian diri bisa menyelamatkan?

Nah coba kita lihat contohnya, benar gak sih mengaku Yesus dengan mulut doang atau mengakui Yesus dengan mulutnya saja bisa selamat?

Dalam Roma 10:9 tertulis, "Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan."

Jadi alangkah gampangnya kalau orang mau selamat. Cukup mengaku Yesus dengan mulut sudah selamat. Deng langsung selamat, masuk surga. Seolah-olah cuman itu password masuk surga. Padahal surat Roma itu ditulis Rasul Paulus untuk jemaat roma yang hidup di abad mula-mula. Mereka jemaat yang hidup dalam tekanan dan dalam penganiayaan. Jadi beda pengakuan dengan mulut mereka hari itu dengan pengakuan mulut kita hari ini.

Pada waktu itu, kalau mereka berani mengaku dan menerima Yesus dengan mulutnya taruhannya nyawa. Artinya apa? Kalau pada masa itu ada orang yang berani mengaku percaya Yesus lewat mulut, dia sudah bersedia mati. Sudah siap untuk meninggalkan dunia. Karena ditangkap, bisa dibakar hidup-hidup atau dikasih ke kandang singa, bisa disiksa. Karena hari itu orang kristen dikejar-kejar, diburu dan dibunuh.

Hari ini kita mengaku Yesus Tuhan tak ada sanksinya. Artinya pada masa itu, jika mereka berani mengaku dengan mulut saja, imannya sudah luar biasa, karena sudah tidak menyayangkan nyawanya. Tidak boleh diterapkan hari ini. Sekarang mengaku dengan mulut tidak cukup.

Baca Juga: Bolehkah Orang Kristen Memberikan Kritik kepada Pendeta?

Baca Roma 3:28 berkata, "Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat." Karena iman kita dibenarkan bukan karena melakukan hukum taurat. Tercatat disana bukan karena perbuatan-perbuatan.

Perlu dipahami ayat ini ditulis Paulus karena ada orang yang bangga melakukan taurat. Seolah Paulus mau bilang kalau kamu itu selamat bukan karena perbuatanmu loh, tapi karena kristus mati buat kamu.

Tapi coba kita lihat Yakobus 2:24, "Jadi kamu lihat, bahwa manusia dibenarkan karena perbuatan-perbuatannya dan bukan hanya karena iman." Jadi mana yang benar, diselamatkan karena iman atau perbuatan? Mana yang benar. Untuk memahami ayat ini kita harus paham konteksnya (latar belakangnya). Karena firman Tuhan tidak mungkin bertentangan.

Sekarang Mari kita lihat apa Rahasia keselamatan menurut Yesus. Matius 5:20 berkata, "Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar daripada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga."

Hidup keagamaan disitu bahasa aslinya adalah dikaiosune artinya karakter. Artinya kita harus memiliki karakter yang melakukan kehendak Allah.Inilah iman yang menjadi perbuatan. Artinya kita diselamatkan karena iman, tapi iman yang ada perbuatannya. Diselamatkan hanya karena perbuatan? Tidak, tapi perbuatan yang meresponi kehendak Allah.

Di bawah ini adalah gambar besar keselamatan.

Manusia jatuh dalam dosa, dalam hal ini diawali dengan kejatuhan Adam dan Hawa. Lalu Yesus mati di kayu salib, di mana dia menghapuskan dosa yang lalu, hari ini dan akan datang. Maka selanjutnya, orang percaya harus melakukan kehendak Tuhan. Orang percaya berhutang kepada Sang Penebus.

Maka perbuatan baik orang percaya adalah respon atas keselamatan tersebut. Inilah iman yang benar, bukan hanya percaya saja Yesus mati di kayu salib, bangkit pada hari ketiga dan naik ke surga, tapi selama hidup tak berbuat apa-apa untuk kemuliaan dan pekerjaan Allah di bumi.

Tuhan memberkati.

Penikmat yang bukan pakar.

***