Sri Mulyani Kibarkan Bendera Perang

Mestinya seluruh perusahaan swasta yang masih mencintai negeri ini juga melakukan bersih-bersih serupa.

Selasa, 18 Juni 2019 | 06:34 WIB
0
1147
Sri Mulyani Kibarkan Bendera Perang
Sri Mulyani (Foto: Katadata)

Ketika memberi arahan kepada pejabat eselon 2 dan eselon 3 di Kementerian Keuangan, Sri Mulyani dengan tegas terhadap bawahannya yang ikut menyuarakan kebencian.

Para ASN yang mestinya mewakili ideologi negara memang banyak yang masuk angin. Tidak sedikit yang bersimpati pada HTI, organisasi setara PKI yang terlarang di Indonesia.

Padahal mereka mestinya representasi dari pengejawantahan ideologi negara. Jika ASN malah menyuarakan kebencian dan intoleransi, mestinya harus cepat disingkirkan. Jika didiamkan akan bahaya.

Kita berharap bendera perang yang dikibarkan Menkeu juga diikuti kementerian dan lembaga negara lain. Termasuk BUMN dan anak perusahaannya. Jangan kasih celah sedikitpun bagi orang yang merongrong ideologi negara menjadi benalu.

Kayaknya bukan hanya kementerian dan lembaga negara. Mestinya seluruh perusahaan swasta yang masih mencintai negeri ini juga melakukan bersih-bersih serupa. Jangan pernah menerima karyawan yang memiliki sikap intoleran. Periksa status media sosialnya. Jika sudah terlanjur, jangan pernah memberikan mereka posisi strategis.

Percayalah. Orang-orang seperti ini akan lebih mementingkan ideologi kelompoknya ketimbang kemajuan perusahaan.

Coba kita simak, apa yang dikatakan Sri Mulyani di depan anak buahnya.

"Saya tidak akan memaafkan pada jajaran eselon mana saja mereka yang mau melakukan pola kepemimpinan yang eksklusif yang hanya mementingkan dirinya kelompoknya atau bahkan menjadi penyuara kebencian terhadap mereka yang berbeda dengan kita."

"Itu tidak bisa dimaafkan dan tidak seharusnya ada di Kementerian Keuangan."

Baca Juga: Wajar Jika Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati Gusar terhadap Guru

"Karena Kementerian Keuangan adalah sebagian kecil dari institusi yang memiliki kemewahan adanya instansi vertikal."

"Kalau di institusi ini ada pimpinan di level mana pun atau bahkan bukan pimpinan, tapi staff jajaran yang anda merasa atau anda memiliki kepercayaan bahwa anda ingin menjadi eksklusif, maka anda salah tempat."

"Karena anda tidak hanya akan menjadi benalu tapi menjadi racun bagi institusi dan bagi negara. Karena institusi ini memiliki tugas untuk menjahit persatuan, menjaga persatuan."

Menanggapi statemen Sri Mukyani, Abu Kumkum berpendapat. "Saya setuju, mas. Lebih baik pelihara kambing kalau gemuk bisa dipotong. Ketimbang kita memelihara kaum radikal. Jika ada kesempatan mereka yang akan memotong leher kita."

***