Solo – Pendidikan kesehatan bagi tenaga kesehatan dimasa pandemi Covid-19 adalah ujung tombak dalam mencegah penularan penyakit serta peningkatan edukasi bagi masyarakat. Bagaimana tidak? Penularan virus Covid-19 yang sangat cepat salah satu faktor penyebab adalah kurangnya keasadaran diri masyarakat tentang pentingnya protokoler kesehatan yang baik. Sehingga penyebaran penularan virus terjadi begitu cepat.
Bagi tenaga kesehatan untuk bisa menghasilkan promosi kesehatan yang baik diperlukan persiapan yang matang serta indikator yang cukup. Sehingga luaran akhir untuk masyarakat bisa menerima dengan baik dan mau serta mampu berubah kearah yang lebih baik. Untuk merubah kesadaran diri masyarakat tidak hanya dilakukan pendidikan kesehatan sekali saja, tetapi juga harus dilakukan secara berulang – ulang supaya kesadaran masyarakat bisa tergugah dan bangkit.
Pesan dalam pendidikan kesehatan merupakan ungkapan bahasa dari komunikator kepada komunikan untuk tujuan komunikasi yang baik. Komunikan sendiri adalah pihak yang pertama kali menerima pesan, sedangkan komunikator sendiri adalah pihak yang menyampaikan pesan kepada responden dalam proses komunikasi. Hal yang harus diperhatikan ketika melakukan pendidikan kesehatan harus meliput seni dan ilmu. Karena apabila ilmu disampaikan secara datar kepada responden tanpa diiringi dengan seni atau kreativitas maka pihak responden akan mudah bosan serta teralihkan ketika dilakukan pendidikan kesehatan.
Sedangkan dalam pembuatan isi pesan ketika melakukan pendidikan kesehatan harus meliputi 3 hal antara lain : Tema atau ide, Isi pesan dan Visualisasi. Dalam pendidikan kesehatan ada 7 indikator bahwa pesan dalam pendidikan kesehatan itu disebut efektif dan efisien antara lain : Mengembangkan satu ide pokok saja, Ide jangan terlalu banyak, Pesan dibuat mudah sederhana dan jelas, Pesan harus dapat dipercaya, Tindakan yang dilakukan harus menguntungkan responden, Pesan harus konsisten, Pesan dapat menyentuh akal dan rasa dan pesan dapat mendorong untuk berbuat sesuatu atau bertindak.
Selain itu dalam melakukan pendidikan kesehatan dalam struktur pesan harus memuat konsep AIDCA. Penjabaran AIDCA antara lain : Attention (Perhatian), Interest (minat), Desire (kebutuhan atau keinginan), Conviction (Rasa percaya) dan Action (Tindakan).
Dosen Spesialis Medikal Bedah “Prima Trisna Aji” ketika mengisi perkuliahan dikelas menyampaikan bahwa ketika melakukan pendidikan kesehatan dimasa pandemi sekarang ini, tenaga kesehatan harus bisa mengikuti perkembangan zaman terutama dalam kurikulum merdeka belajar. Sehingga masyarakat yang sudah mengikuti tekhnologi yang sudah maju lebih mudah menangkap pendidikan kesehatan yang sudah dijelaskan. Dalam melakukan pendidikan kesehatan juga harus mencakup 5 penjabaran yaitu AIDCA teory, Ucap Prima kepada media online. *Red
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews