Memahami Toleransi di Lingkup Pekerjaan

Toleransi dapat terbangun melalui perasaan dan pengalaman hidup dalam lingkungan penuh perbedaan. Toleransi itu tidak hanya untuk diceritakan tapi untuk diterapkan dan dirasakan.

Sabtu, 10 Agustus 2019 | 06:40 WIB
0
267
Memahami Toleransi di Lingkup Pekerjaan
Belajar hidup bertoleransi (Foto: Dok. pribadi di lingkungan Kementrian Keuangan)

Setahun yang lalu saya meminta agar di Kementerian Keuangan dibuat program dimana pegawai hidup bersama dengan anak-anak dengan latar belakang yang berbeda. Ide utamanya adalah agar kita dapat belajar mengenali perbedaan melalui pengalaman secara langsung.

Tanpa pengalaman yang dialami sendiri, kita tidak bisa menjadi orang yang mengerti apa artinya perbedaan dan lebih memahami toleransi. Hal ini berlaku untuk pegawai Kemenkeu dan juga bagi sang anak.

Program ini diwujudkan dalam bentuk Seminggu Bersama Keluarga Kementerian Keuangan (SBKK) dan telah dilakukan untuk kedua kalinya yang bekerja sama dengan yayasan Sabang Merauke. Kegiatan ini dilakukan untuk menanamkan nilai toleransi, nasionalisme dan kebhinekaan.

Program SBKK kedua berlangsung pada tanggal 7 - 15 Juli 2019 dengan melibatkan lima belas pelajar setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari berbagai wilayah di Indonesia yang diterbangkan ke Jakarta setelah melalui sejumlah tahap seleksi dan terpilih sebagai Adik Bineka (sebutan bagi siswa terpilih dalam program SBKK)

Selama mengikuti program ini, Adik Bineka didampingi oleh Kakak Bineka yang berasal dari mahasiswa Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN dan menginap di rumah pejabat Kementerian Keuangan.

Kegiatan SBKK yang diselenggarakan antara lain kunjungan ke tempat-tempat ibadah, kunjungan ke Monumen Nasional untuk lebih mengenal pahlawan, kunjungan ke Lapangan Banteng untuk mengenal sejarah, dan kelas critical thinking.

Saya yakin bahwa mengejar pendidikan dan cita-cita tidak dibatasi gender, suku, agama dan daerah asal, termasuk keterbatasan secara fisik. Toleransi dapat terbangun melalui perasaan dan pengalaman hidup dalam lingkungan penuh perbedaan. Toleransi itu tidak hanya untuk diceritakan tapi untuk diterapkan dan dirasakan. Perbedaan merupakan hal yang indah dan merupakan keniscayaan.

Jakarta, 8 Juli 2019

***