Toleransi dapat terbangun melalui perasaan dan pengalaman hidup dalam lingkungan penuh perbedaan. Toleransi itu tidak hanya untuk diceritakan tapi untuk diterapkan dan dirasakan.
Setahun yang lalu saya meminta agar di Kementerian Keuangan dibuat program dimana pegawai hidup bersama dengan anak-anak dengan latar belakang yang berbeda. Ide utamanya adalah agar kita dapat belajar mengenali perbedaan melalui pengalaman secara langsung.
Tanpa pengalaman yang dialami sendiri, kita tidak bisa menjadi orang yang mengerti apa artinya perbedaan dan lebih memahami toleransi. Hal ini berlaku untuk pegawai Kemenkeu dan juga bagi sang anak.
Program ini diwujudkan dalam bentuk Seminggu Bersama Keluarga Kementerian Keuangan (SBKK) dan telah dilakukan untuk kedua kalinya yang bekerja sama dengan yayasan Sabang Merauke. Kegiatan ini dilakukan untuk menanamkan nilai toleransi, nasionalisme dan kebhinekaan.
Program SBKK kedua berlangsung pada tanggal 7 - 15 Juli 2019 dengan melibatkan lima belas pelajar setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dari berbagai wilayah di Indonesia yang diterbangkan ke Jakarta setelah melalui sejumlah tahap seleksi dan terpilih sebagai Adik Bineka (sebutan bagi siswa terpilih dalam program SBKK)
Selama mengikuti program ini, Adik Bineka didampingi oleh Kakak Bineka yang berasal dari mahasiswa Politeknik Keuangan Negara (PKN) STAN dan menginap di rumah pejabat Kementerian Keuangan.
Kegiatan SBKK yang diselenggarakan antara lain kunjungan ke tempat-tempat ibadah, kunjungan ke Monumen Nasional untuk lebih mengenal pahlawan, kunjungan ke Lapangan Banteng untuk mengenal sejarah, dan kelas critical thinking.
Saya yakin bahwa mengejar pendidikan dan cita-cita tidak dibatasi gender, suku, agama dan daerah asal, termasuk keterbatasan secara fisik. Toleransi dapat terbangun melalui perasaan dan pengalaman hidup dalam lingkungan penuh perbedaan. Toleransi itu tidak hanya untuk diceritakan tapi untuk diterapkan dan dirasakan. Perbedaan merupakan hal yang indah dan merupakan keniscayaan.
Jakarta, 8 Juli 2019
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews