Ke depan kita akan melihat narasi-narasi hoax dan provokasi yang semakin TSM. Isu tentang China yang semakin masif. Ujaran kebencian pada Jokowi.
Dulu saya memperkirakan, dengan adanya Perpres tahun 2017 dan 2018 tentang "Reforma Agraria", Pilpres akan berlangsung sangat keras, begitu juga pasca Pilpresnya, minimal hingga tahun 2021.
Ini berkaitan dengan isi dari Perpres tersebut yang isinya menyangkut penertiban HGU, baik kehutanan maupun pertambangan, yang dibiarkan 'tidur'.
Para pemilik HGU dan konsesi yang notabene adalah para elit Orde Baru dan pendukung Capres Penantang kemarin, tidak akan tinggal diam. Mereka akan melawan. Dengan keras. Sampai titik darah penghabisan, mungkin. Paling tidak darah para rakyat yang membela kepentingan mereka.
Ndilalah, tak diduga tak dinyana, ternyata perpindahan ibukota diketok tahun ini. Bahkan sebelum pelantikan.
Artinya sepanjang tahun belakangan ini, di luar dari pengetahuan saya sebagai rakyat jelata saja, bahwa penertiban-penertiban lahan tidur, dan tambang-tambang batu bara yang ditinggal begitu saja dengan kolam-kolam raksasanya... terus berjalan. Dan sebagiannya sudah kembali pada negara dan menjadi lahan calon ibukota baru kita.
Jadi pindah ibukota proyek dadak-dadakan? hoho...
Tidak semua hal urusan pengelolaan negara, memang rakyat harus tahu.
Ke depan kita akan melihat narasi-narasi hoax dan provokasi yang semakin TSM. Isu tentang China yang semakin masif. Ujaran kebencian pada Jokowi...
Kenapa begitu kaget, kawan? Kenali musuhmu!
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews