Bahar bin Smith

Akankah ucapan "lebih baik membusuk di penjara" yang pernah diucapkannya jadi kenyataan?

Senin, 3 Januari 2022 | 12:18 WIB
0
285
Bahar bin Smith
Bahar bin Smith (Foto: ayobandung.com)

Bahar bin Smith pada tanggal 21 Noverber 2021 baru saja bebas dari lapas Gunung Sindur, Bogor. Ia dipenjara dalam dua kasus yang hampir sama yaitu kekerasan atau penganiayaan. Rian terpidana
mati pernah juga kena bogem Bahar bin Smith di lapas Gunung Sindur.

Setelah menghirup udara bebas ia seperti biasa langsung melakukan cek sound atau ceramah. Seperti biasanya, ceramahnya bukan terkait ajaran agama yang lemah -lembut, tetapi lebih banyak berisi makian atau provokasi yang mengarah ujaran kebencian. Bahkan Presiden Jokowi pernah ia hina atau cela dengan sebutan “Jokowi banci dan Jokowi haid”.

Dan dengan pongahnya ia mengatakan tidak akan meminta maaf atas ucapannya tersebut dan ia lebih baik membusuk dalam penjara.

Sepertinya ucapannya itu menjadi doa untuk dirinya sendiri dan akan menjadi kenyataan dalam waktu dekat.

Beberapa hari lalu pihak Polda Jawa Barat mengirimkan dua penyidik ke rumah Bahar bin Smith untuk mengirimkan Surat Perintah Dimulainya Penyidikan atau SPDP terkait ujaran kebencian dalam suatu ceramahnya setelah ia menghirup udara bebas. Artinya bakal menjadi tersangka.

Namun dalam pemberitahuan SPDP oleh dua penyidik tersebut ada pemandangan yang ganjil.

Yaitu dua penyidik tersebut sedang ngobrol hangat dari gesturnya dan terlihat seperti diceremahi oleh Bahar bin Smith. Bahkan saling berpelukan sebelum dua penyidik itu pulang.

Harusnya kalau sekedar mengirimkan SPDP kepada pihak yang akan menjadi tersangka tidak perlu beramah tamah layaknya orang sowan kepada orang yang dihormati.

Jangan sampai wibawa penegak hukum jatuh dihadapan calon tersangka terkait ujaran kebencian.

Sepertinya dua penyidik itu takut atau segan terkait ada embel-embel nama “habib” yang disandang oleh Bahar bin Smith. Mungkin di mata dua penyidik itu Bahar bin Smith masih ada keturunan nabi atau cucu nabi seperti kebanyakan masyarakat kita pahami. Sehingga ada perasaan segan atau dianggap tidak menghormati.

Yang pasti dan jelas, kita adalah cucu dari kakek-nenek dari pihak bapak dan ibu kita. Tidak usah mencari gantungan nasab sekedar hanya untuk dihormati atau dihargai.

Akhlak dan perbuatan kita yang menjadikan seseorang itu menghormati atau tidak. Bukan merasa dirinya adalah cucu atau keturunan ini dan itu, sedangkan jaraknya terpaut ribuan tahun yang lalu. Orang sampai tujuh
turunan saja DNA nya udah mulai samar.

Baca Juga: "Abuse of Power" dan Tugas Menjaga Stabilitas

Gaya ceramah Bahar bin Smith kalau diamati memang dengan suara keras atau nada yang tinggi.Intonasinya dalam ceramah selalu dengan nada tinggi dan menarik urat leher. Dan terlihat seperti orang sedang marah dibanding orang berceramah.

Sepertinya Bahar bin Smith hanya sebentar dalam menghirup udara bebas. Dan akan berperkara dengan hukum lagi terkait ceramahnya yang mengandung ujaran kebencian atau provokasi.

Kita tunggu apakah dalam pemeriksaan yang dijadwalkan pada hari Senin 3 Januari 2022 yang bersangkutan memenuhi panggilan dan langsung ditahan atau tidak.

***