jika pertandingan dilangsungkan dalam sistem Round Robin di penyisihan Grup, baru kemudian yang lolos dari penyisihan grupa masuk babak perempat final.
Istilah "Leg" pada tulisan Tede Asmadi itu sebenarnya muncul dari istilah-istilah dalam sistem kompetisi. Kalau sistem gugur? Pertandingan dilangsungkan dalam drawing (undian) 1-32 misalnya, atau 1-64, 1-128 seperti di turnamen tenis pada umumnya, kecuali pertandingan beregu.
Dalam sistem gugur seperti di turnamen tenis Grand Slamd Australia Terbuka, Perancis Terbuka, Wimbledon, AS Terbuka yang kalah, langsung gugur.
Tetapi jika pertandingan dilangsungkan dalam sistem Round Robin di penyisihan Grup, baru kemudian yang lolos dari penyisihan grupa masuk babak perempat final.
Maka di penyisihan grup, yang kalah belum tentu gugur. Masih dihitung siapa nilai tertinggi dari masing-masing anggota grup agar bisa lolos ke perdelapan final sistem gugur, atau perempat final sistem gugur.
Di Piala AFF 2020, penyisihan grup berlangsung Round Robin (ada yang menerjemahkan sistem ini sebagai ‘setengah kompetisi’), kemudian lolos semifinal empat tim dari grup A dan Grup B.
Di semifinal dan final, dilangsungkan dengan Full Competition atau disebut dengan pertandingan Home (tuan rumah) dan Away (tandang) sehingga semifinalis bertanding masing-masing dua kali. Demikian pula di babak finalnya, bertemu dua kali.
Nah, di babak semifinal dan final AFF inilah yang didiskusikan lagi ini. Pertandingan pertama (home) disebutnya Leg 1 (bisa disebut seri kesatu), dan Leg 2 (seri kedua). Angka menang dan kalah semua dihitung, yang lebih tinggi disebut dengan Menang Agregat angka 6-2 misalnya. Terdiri dari 3-0 di Seri Kesatu, dan 3-2 di Seri Kedua.
Seri Kesatu dan Seri Kedua ini ada yang menyebut dengan Laga 1 dan Laga 2, atau diadopsi begitu saja, Leg 1 dan Leg 2. Ada juga yang menerjemahkan pertandingan pertama sebagai tuan rumah, dan pertandingan kedua sebagai tandang.
Silakan pilih istilahnya...
Jimmy S. Harianto
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews