"Leg" Bukan Laga

Jika hanya melihat sisi arti maka amat jauh bedanya antara kaki, tahap, atau taraf (leg) dengan perkelahian atau pertandingan (laga).

Selasa, 11 Januari 2022 | 10:59 WIB
0
278
"Leg" Bukan Laga
Bola (Foto: liputan6.com)

Keramaian sepak bola Asia Tenggara berakhir sudah. Thailand mencatat rekor enam kali menjadi juara, merebut piala yang kini dinamai Piala Suzuki. Indonesia juga mencatat prestasi lumayan: enam kali maju ke final dan kalah di babak akhir itu. Cukup menjadi urutan kedua alias runners-up.

Keramaian itu diliput hampir semua media. Liputannya pun ramai. Juga ‘ramai’ istilah yang digunakan, terutama ketika kejuaraan memasuki babak semifinal. Itu terjadi karena pada babak itu—juga babak final—untuk mendapatkan pemenang pertandingan dilakukan dua kali. Istilahnya ‘dua leg’: sekali di kandang sendiri (home) dan sekali di kandang lawan (tandang, away). Kali ini, karena ada pandemi, kedua pertandingan diadakan di satu tempat (Singapura).

Nah, ‘leg’ itulah yang menjadi perhatian kita, terutama yang ada di media. Oleh karena dari bahasa Inggris, penulisan media berbeda-beda. Ada ‘leg’ yang diketik tegak, ada yang miring. Yang tegak mungkin memandang ‘leg bukan kata asing lagi. Berbeda dengan yang memakai huruf miring, yang menganggap masih bahasa asing.

Selain yang dua macam itu, ada yang sudah memadankan dengan bahasa Indonesia. Media-media yang ini memadankan ‘leg’ dengan ‘laga’. Jadilah ‘leg pertama semifinal’ menjadi ‘laga pertama semifinal’. Ada juga yang memakai kedua-duanya, menambah kata ‘laga’ pada ‘leg’, sehingga tertulis ‘laga leg pertama’.

Apa sih makna ‘leg’? Kaki, tahap, taraf. Itu yang tertera pada Kamus Inggris – Indonesia susunan John M. Echols dan Hassan Shadily.

Dalam kamus bahasa Inggris Meriam Webster’s, lema ‘leg’ memiliki banyak arti. Pada kelompok kata benda—lainnya kata kerja—selain ‘bagian dari celana yang menutup kaki’ atau ‘satu bagian yang panjang dari badan yang digunakan untuk berdiri, berjalan, atau berlari’, leg juga dimaknai dengan ‘bagian dari perjalanan atau lomba’.

Lalu, tepatkah ‘leg’ dipadankan dengan ‘laga’?

Menurut KBBI ‘laga’ berarti , antara lain, perkelahian. Tesamoko, tesaurus bahasa Indoneia susunan Eko Endarmoko, memberi arti antara lain perkelahian, pertarungan, atau pertandingan. Intinya keduanya menyebut ada dua kekuatan yang beradu.

Jadi, jika hanya melihat sisi arti maka amat jauh bedanya antara kaki, tahap, atau taraf (leg) dengan perkelahian atau pertandingan (laga).

Namun, saya dapat memahami media yang memadankan laga dengan leg. Mereka menyerap konsep dari sebuah pertarungan sebagai tahap dari perjalanan sebuah kompetisi. Dan, itu berarti sebuah laga. Bukankah juga banyak padanan bahasa Indonesia untuk istilah olahraga asing yang berbeda dari terjemahannya?

Misalnya ‘first half’ dalam sepak bola dipadankan dengan ‘babak pertama’ lalu ada ‘fun bike’ dipadankan dengan ‘sepeda santai’.

Jadi saya menganggap ‘laga’ sebagai bagian dari kreativitas dalam berbahasa. Atau, Anda punya pendapat lain?

***