Adit demikian biasa dipanggil meraih gelar Candidate Master pada Kejuaraan Catur Antar Pelajar Asia Ke-13 tahun 2017 di Panjin, Tiongkok.
Pecatur putri asal DKI Jakarta, Laysa Latifah (1897), gagal membendung laju CM Aditya Bagus Arfan (2235) pada babak ketujuh turnamen catur SCUA FIDE Rated yang berlangsung di SCUA Bekasi kemarin sore.
Laysa memang takluk tetapi itu terjadi setelah dia berjuang keras selama 5 jam lebih dan baru menyerah setelah mereka bertarung sebanyak 133 langkah.
Aditya kini membukukan 7 poin dari tujuh babak untuk memimpin sendirian di peringkat atas klasemen sementara terpaut satu setengah poin dari peringkat dua di bawahnya yang ditempati oleh FM Johan Gunawan dengan 5½ poin.
Melihat dominasi Aditya di turnamen ini rasanya pecatur berusia 15 tahun ini akan mampu menyapu bersih dua babak tersisa.
Sedikit kilas balik ke belakang, pada Desember 2017 Novendra Priasmoro dan Aditya Bagus Arfan terpilih masuk program United Tractors Inspiring Youth.
Melalui bantuan pendanaan dari perusahaan ini, Novendra ditargetkan meraih gelar GM pada tahun 2020, sementara Aditya pada 2025. Pada bulan Februari 2020 Novendra sudah meraih gelar GM. Sekarang tinggal Aditya.
Adit demikian biasa dipanggil meraih gelar Candidate Master pada Kejuaraan Catur Antar Pelajar Asia Ke-13 tahun 2017 di Panjin, Tiongkok.
Menurut catatan saya, tolong dikoreksi jika salah, Adit sudah meraih gelar FM di turnamen catur Third Saturday Djenovici MNE FM II tahun 2019. Hanya saja hingga saat ini ratingnya masih belum mencapai 2300 sehingga gelar itu belum bisa disematkan di depan namanya.
Sejauh ini Aditya sudah meraih 52 poin di turnamen ini sehingga Elo ratingnya sekarang naik menjadi 2287. Saya belum tahu apakah dengan memenangkan dua babak tersisa Adit bisa meraup 13 poin lagi.
Lawan Adit di babak ke-8 pagi ini adalah Eko Hudi Saputra (2036).
***
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews