Rembuk Nasional Suporter Sepakbola Ditunda

Meski rembuk nasional nantinya akan membahas suporter dan persepakbolaan secara umum, namun poin penting yang harus disuarakan adalah pengusutan tuntas kasus hukum tragedi Kanjuruhan.

Kamis, 20 Oktober 2022 | 20:47 WIB
0
137
Rembuk Nasional Suporter Sepakbola Ditunda
Muhadjir Effendy (Foto: Antara)

Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) menunda acara rencana rembuk nasional suporter sepak bola se Indonesia yang sedianya akan digelar di Universitas Muhammadiya Malang (UMM), 23-24 Oktober 2022. 

Penundaan ini dilakukan karena mempertimbangkan situasi dan kondisi yang berkembang tidak kondusif dan dapat menyebabkan tidak optimal atau bahkan kontraproduktif.

“Ditunda sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut,” tulis Sekretaris Kementerian Satya Sanugraha dalam suratnya hari Kamis (20/10/2022).

Atas penundaan itu, Satya Sanugraha menyatakan meminta maaf yang sebesar-besarnya. 

Rembuk nasional suporter sepakbola se Indonesia diprakarsai Menko PMK Muhadjir Effendy berkolaborasi dengan UMM. Para suporter akan membahas sekitar reposisi dan empowering (pemberdayaan) eksistensi suporter dalam kerangka transformasi persepakbolaan nasional.  

Rencana ini mendapat dukungan dan apresiasi dari kalangan suporter maupun tokoh bola. Musro, tokoh Bonek (julukan suporter Persebaya) mengatakan, acara semacam ini sudah lama ditunggu kalangan suporter namun belum ada yang menginisiasi. Untuk terciptanya persatuan suporter. “Sejak dulu kami memimpikan persatuan antarsuporter,” katanya. 

“Persatuan antarsuporter itu kalau untuk Timnas Indonesia, kita memang bersatu. Tapi untuk tim masing-masing tim, kita kembali ke arah ego masing-masing. Ini warisan yang diturunkan dari generasi sebelumnya. Namun warisan negatif berupa permusuhan secara fisik. Ini kan tidak baik kalau berlangsung terus menerus dampaknya tidak hanya saat pertandingan, namun sudah kemana-mana,” ujarnya.

Musro mengatakan, soal rivalitas antartim memang perlu seperti Barcelona dan Real Madrid di Spanyol, atau Boca Juniors dan Riverplate dari Argentina atau tim-tim-tim negara lain seperti di Inggris. Namun suporter dua tim yang bertanding masih bisa satu stadion mereka dapat menyaksikan pertandingan dalam satu stadion. Namun, di sini hal itu tidak bisa dilakukan.

Musro curiga jangan-jangan hal ini dipertahankan hanya untuk kepentingan tertentu, misal ngejar rating, atau bahkan kepentingan yang lain lagi.

Dia berharap rembuk nasional dapat dijadikan momentum bersatunya para stakeholder persepakbolaan nasional.

Momentum tepat

Sementara itu, Presiden Pusamania (suporter Pusam Samarinda) Tommy Ermanto Pasemah menegaskan , Pusamania menyambut baik acara ini. Ini momen tepat menyamakan persepsi semua stakeholder sepak bola nasional menuju perbaikan sepak bola nasional, terutama pembenahan internal suporter, agar ada persamaan persepsi dengan PSSI dan pemerintah, dalam hal ini Kemenpora dan Polri.

Dia berpendapat, meski rembuk nasional nantinya akan membahas suporter dan persepakbolaan secara umum, namun poin penting yang harus disuarakan adalah pengusutan tuntas kasus hukum tragedi Kanjuruhan, sesuai asas keadilan dan kemanusiaan.

Sedang Presiden Hizbul Wathan FC (HWFC) Suli Daim mengatakan, “Kami mengapresiasi ide bagus Menko PMK Muhadjir Effendy sebagai upaya perbaikan sepak bola agar semakin lebih baik.” 

Anwar Hudijono