Bandar Lampung - Gudang oplosan BBM yang digerebek oleh Polresta Bandar Lampung di Kecamatan Sukabumi, bakal berbuntut panjang.
Pasalnya diduga pemilik gudang tersebut masih menghirup udara segar dan bebas dari jeratan hukum.
Polresta Bandar Lampung hanya menangkap dua orang pekerja. Jumat (6/9/2024) sekitar pukul 04.30 wib dini hari.
Informasi yang dihimpun diduga gudang oplosan BBM ilegal itu milik oknum Brimob inisial ERN dan warga sipil inisial AS.
Dari penggerebekan itu, 2 pelaku diamankan polisi berinisial ES dan BL. Keduanya diringkus saat sedang mengoplos minyak BBM jenis pertalite menjadi pertamax ke dalam 1 unit mobil tangki yang dicampur dengan minyak cong.
Atas penegakan hukum yang tidak konsisten itu, warga berharap agar Propam Polda Lampung untuk memeriksa dan tangkap diduga oknum inisial ERN itu jika terlibat.
"Kalau bener milik dia (inisia ERN) Propam Polda Lampung harus turun, periksa oknum itu jangan hanya pekerja nya saja yang jadi tumbal,"ucap Arlius saat menyaksikan Konferensi Pers di Polresta.
Sebelumnya, Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung, Kompol M. Hendrik Apriliyanto mengatakan penggerebekan itu berawal dari adanya informasi masyarakat terkait gudang oplosan BBM ilegal.
"Atas informasi itu, kita langsung lakukan penyelidikan dan menggerebek serta mengamankan 2 pelaku," Ujarnya saat konferensi pers di Mapolresta Bandar Lampung, Rabu (11/9/2024).
Adapun modus yang dilakukan para pelaku yakni mengoplos BBM jenis pertalite dengan minyak cong menjadi pertamax dan dijual ke masyarakat melalui Pertashop di wilayah Lampung Timur.
"Para pelaku ini mendapat BBM pertalite dari masyarakat yang dibeli secara eceran melalui jerigen," Ucapnya.
Hasil pemeriksaan, para pelaku mengaku telah melakukan BBM oplosan selama 1 Tahun. "Para pelaku dibayar sekitar Rp 200 ribu setiap sekali kegiatan oplos oleh bos nya," Imbuhnya.
Dimana, bos para pelaku yakni inisial L masih dalam pengejaran polisi (DPO). "ES dan BL ini berperan sebagai pekerja yang menyedot minyak pertalite menggunakan mesin pompa alkon dengan minyak cong dari tempu, lalu dicampur ke dalam mobil tangki dan diberi bubuk pewarna agar terlihat seperti pertamax," Jelasnya.
Adapun modus operandi para pelaku yakni memindahkan BBM pertalite dari tempu ke mobil tangki, lalu dicampur dengan minyak cong yang komposisi nya telah ditentukan menggunakan alat ukur khusus.
"Untuk menyamarkan BBM agar mirip pertamax, para pelaku mencampur dengan bubuk pewarna. Lalu BBM oplosan pertamax itu dipasarkan ke masyarakat," Imbuhnya.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews