Co-branding McDonalds transaksional. Co-value Rockets Indonesia itu kasual.
Gampang untuk menebak. McDonalds Indonesia pasti harus merogoh kocek dalam-dalam untuk menebus artis Korea sekaliber BTS.
Kontrak promosi penjualan ritel via "co-branding" dua entitas. Bisnis makanan x bisnis hiburan. Oleh McDonalds dipasarkan dalam menu BTS Meal.
Secara rasional adakah nyambungnya pernikahan kedua entitas ini? Terus terang, kagak ada nyambung-nyambungnya. Karena itu mah gak penting.
Yang dibutuhkan oleh McDonalds adalah impak emosional. Jenama bisnisnya memang berasal dari Amerika. Tetapi strategi "familiarization" rasa Asia kini menjadi mustahak.
Itu semua demi mengelus hati calon konsumen lokal. Sekarang memang lagi ngaceng nya Abad Asia toh!
Bagaimana para pelaku bisnis UMKM melihat impak "co-branding" ini?
Tentu modal kapitalnya gak murah, bukan? Ya, itulah konsekuensi bisnis yang memilih menikahi entitas lain. Entitas influencer nan mahal sekaliber supergrup BTS.
Saya jadi ingat dengan pilihan gerai saya, Rockets Indonesia berhubungan dengan puluhan artis. Saya lebih memilih untuk memacari. Dibanding harus menikahi.
Promosi gerai saya melalui endorsemen para artis, bener-bener seperti orang pacaran. Kalau suka dengan konsep wardrobe gerai saya, silakeun pakai saya. Tapi kalau gak suka, tinggalkan saya.
Saya menyebutnya sebagai "co-value". Ini sama sekali bukan relasi transaksional, seperti "co-branding" nya McDonalds x BTS. "Co-value" itu relasinya kasual. Gak ada ikatan kontrak. Sama persis seperti pacaran.
Kalau kerjasamanya udah gak cocok, ya putus aja. Bubar jalan. No hurt feeling !
Selama ini, saat gerai saya mengendorse Sheila on 7, Jamrud, Project-Pop, Uya Kuya, T-Five, Saykoji, Iwa K, Samsons, God Bless, Komeng, Taufik Savalas, Boomerang, Too Phat, Neo, Guy Sebastian (Australian Idol), dll semua konsepnya pacaran. Karena suka sama suka.
Co-branding McDonalds transaksional.
Co-value Rockets Indonesia itu kasual.
**
.
Welcome Citizen Polite!
Setelah melalui perjalanan cukup panjang sebagai website warga menulis politik yang ekslusif, kini PepNews terbuka untuk publik.
Para penulis warga yang memiliki minat dan fokus pada dunia politik mutakhir Tanah Air, dapat membuat akun dan mulai menuangan ide, pandangan, gagasan, opini, analisa maupun riset dalam bentuk narasi politik yang bernas, tajam, namun tetap sopan dalam penyampaian.
Wajah berganti, tampilan lebih “friendly”, nafas tetaplah sama. Perubahan ini bukan hanya pada wajah dan rupa tampilan, tetapi berikut jeroannya.
Apa makna dan konsekuensi “terbuka untuk publik”?
Maknanya, PepNews akan menjadi web portal warga yang tertarik menulis politik secara ringan, disampaikan secara bertutur, sebagaimana warga bercerita tentang peristiwa politik mutakhir yang mereka alami, lihat dan rasakan.
Konsekuensinya, akan ada serangkaian aturan adimistratif dan etis bagi warga yang bergabung di PepNews. Aturan paling mendasar adalah setiap penulis wajib menggunakan identitas asli sesuai kartu keterangan penduduk. Demikian juga foto profil yang digunakan.
Kewajiban menggunakan identitas asli berikut foto profil semata-mata keterbukaan itu sendiri, terlebih untuk menghindari fitnah serta upaya melawan hoax.
Terkait etis penulisan, setiap penulis bertanggung jawab terhadap apa yang ditulisnya dan terhadap gagasan yang dipikirkannya.
Penulis lainnya yang tergabung di PepNews dan bahkan pembaca umumnya, terbuka memberi tanggapan berupa dukungan maupun bantahan terhadap apa yang ditulisnya. Interaktivitas antarpenulis dan antara pembaca dengan penulis akan terbangun secara wajar.
Agar setiap tulisan layak baca, maka dilakukan “filtering” atau penyaringan tulisan berikut keterangan yang menyertainya seperti foto, video dan grafis sebelum ditayangkan.
Proses penyaringan oleh administrator atau editor dilakukan secepat mungkin, sehingga diupayakan dalam waktu paling lambat 1x24 jam sebuah tulisan warga sudah bisa ditayangkan.
Dengan mulai akan mengudaranya v2 (versi 2) PepNews ini, maka tagline pun berubah dari yang semula “Ga Penting Tapi Perlu” menjadi CITIZEN POLITE: “Write It Right!”
Mari Bergabung di PepNews dan mulailah menulis politik!
Pepih Nugraha,
CEO PepNews